kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.919.000   11.000   0,58%
  • USD/IDR 16.358   57,00   0,35%
  • IDX 7.287   95,00   1,32%
  • KOMPAS100 1.038   11,82   1,15%
  • LQ45 788   8,41   1,08%
  • ISSI 242   4,64   1,96%
  • IDX30 408   5,59   1,39%
  • IDXHIDIV20 466   2,70   0,58%
  • IDX80 117   1,36   1,18%
  • IDXV30 118   0,01   0,01%
  • IDXQ30 130   1,58   1,23%

AS Larang Kabel Bawah Laut Pakai Teknologi China, Waspadai Ancaman Spionase!


Kamis, 17 Juli 2025 / 16:14 WIB
AS Larang Kabel Bawah Laut Pakai Teknologi China, Waspadai Ancaman Spionase!
ILUSTRASI. FCC Amerika Serikat pada Rabu mengumumkan rencana penerapan aturan baru yang akan melarang perusahaan menghubungkan kabel komunikasi bawah laut. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration


Sumber: Reuters | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Federal Communications Commission (FCC) Amerika Serikat pada Rabu mengumumkan rencana penerapan aturan baru yang akan melarang perusahaan menghubungkan kabel komunikasi bawah laut ke AS jika menggunakan teknologi atau peralatan dari China.

Langkah ini dilakukan sebagai respons atas meningkatnya kekhawatiran terhadap potensi ancaman spionase dan sabotase infrastruktur telekomunikasi internasional.

FCC: Infrastruktur Kabel Laut Terancam oleh "Musuh Asing"

Ketua FCC, Brendan Carr, menyatakan bahwa pihaknya melihat infrastruktur kabel bawah laut sebagai sasaran yang rentan terhadap ancaman asing, terutama dari China.

"Kami telah melihat infrastruktur kabel bawah laut terancam dalam beberapa tahun terakhir oleh musuh asing, seperti China," kata Carr dalam pernyataannya.

"Karena itu, kami mengambil tindakan untuk melindungi kabel bawah laut dari kepemilikan asing, akses tidak sah, serta ancaman siber dan fisik.," tambahnya.

Baca Juga: Donald Trump Kurangi Kehadiran AS di Global, Xi Jinping Ambil Kesempatan

Kabel bawah laut mengangkut 99% lalu lintas internet internasional, menjadikannya komponen krusial dalam jaringan global. Dengan lebih dari 400 kabel yang menghubungkan berbagai negara dan benua, kekhawatiran terhadap celah keamanan terus meningkat.

Kabel AS–Hong Kong Sudah 4 Kali Gagal Terhubung

Sejak 2020, regulator AS telah membatalkan empat proyek kabel bawah laut yang semula direncanakan akan menghubungkan Amerika Serikat dengan Hong Kong. Langkah ini mencerminkan sikap waspada AS terhadap potensi penyusupan dan pengawasan oleh aktor negara asing.

FCC juga menyebutkan bahwa pihaknya tengah meninjau ulang aturan yang mengatur infrastruktur bawah laut, termasuk kemungkinan pelarangan penggunaan peralatan atau layanan dari perusahaan yang telah masuk dalam daftar hitam nasional, seperti:

  • Huawei

  • ZTE (000063.SZ)

  • China Telecom

  • China Mobile (600941.SS)

Baca Juga: AS Tarik Diri dari Diplomasi Dunia, Tiongkok Unjuk Gigi

Serangkaian Insiden Potensial Sabotase Kabel Laut

Langkah FCC ini juga dipicu oleh rentetan insiden pemotongan kabel bawah laut yang diduga kuat sebagai aksi sabotase. Di antaranya:

  • Dua kabel optik bawah laut di Laut Baltik yang dipotong, memicu penyelidikan internasional.

  • Taiwan menuduh dua kapal China memotong dua kabel utama yang menyuplai akses internet ke Kepulauan Matsu pada 2023.

  • Serangan Houthi di Laut Merah diyakini menyebabkan rusaknya tiga kabel utama yang menyuplai internet ke kawasan Eropa dan Asia.

Selain menerapkan larangan, FCC juga akan mengumpulkan komentar publik mengenai langkah-langkah tambahan yang dapat diambil untuk melindungi keamanan kabel bawah laut dari potensi peralatan atau keterlibatan musuh asing.

"Kami akan terus menilai dan menindak segala bentuk kerentanan di sektor komunikasi global untuk menjaga kepentingan nasional," tegas Brendan Carr.

Selanjutnya: Dari Dokter hingga Influencer, Ini Tren Profesi Anak Versi AI Morinaga

Menarik Dibaca: Dari Dokter hingga Influencer, Ini Tren Profesi Anak Versi AI Morinaga




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×