kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45895,55   2,12   0.24%
  • EMAS1.333.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Amerika Serikat Menarik Kapal Induk USS Gerald R. Ford dari Timur Tengah


Selasa, 02 Januari 2024 / 09:18 WIB
Amerika Serikat Menarik Kapal Induk USS Gerald R. Ford dari Timur Tengah
ILUSTRASI. USS Gerald R. Ford milik Angkatan Laut ini merupakan jenis kapal induk terbesar di dunia yang mampu menampung hingga 75 unit pesawat tempur.


Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - Angkatan Laut AS pada hari Senin (1/1) mengumumkan bahwa kapal induk USS Gerald R. Ford akan kembali ke pelabuhan asalnya dan mengakhiri tugasnya di Mediterania timur.

USS Gerald R. Ford dikirim ke Timur Tengah sebagai bentuk dukungan terhadap Israel yang saat ini masih memburu Hamas dan menghancurkan Gaza.

Setelah ini USS Gerald R. Ford akan kembali ke markasnya di Virginia.

"Segera setelah serangan brutal Hamas terhadap Israel, Kelompok Serangan Kapal Induk USS Gerald R. Ford diperintahkan ke Mediterania timur untuk berkontribusi pada pencegahan dan postur pertahanan regional kami," kata Angkatan Laut AS dalam pernyataannya, dikutip CNA.

Baca Juga: Militer AS Tenggelamkan Tiga Perahu dan Bunuh Sepuluh Militan Houthi di Laut Merah

Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin, telah memperpanjang tugas kapal induk terbaru itu di Timur Tengah sebanyak tiga kali dengan harapan mampu meredam gangguan dari Iran dan kelompok-kelompok yang didukungnya, khususnya Hizbullah Lebanon.

USS Gerald R. Ford merupakan kapal induk bertenaga nuklir terbaru milik Angkatan Laut AS. Kapal ini mampu membawa lebih dari 4.000 personel dan delapan skuadron pesawat.

Sejak perang di Gaza pecah pada 7 Oktober 2023 lalu, Hizbullah semakin intens melakukan serangan terhadap Israel melalui perbatasannya.

Baca Juga: Dipimpin AS, Lebih Dari 20 Negara Bergabung dalam Koalisi Pelindung Laut Merah

Tidak hanya itu, tentara AS di Irak dan Suriah juga telah mengalami serangan drone roket oleh milisi yang didukung Iran. 

AS juga merasa memiliki tanggung jawab untuk melindungi Laut Merah yang saat ini menghadapi teror dari kelompok militan Houthi Yaman yang bersekutu dengan Iran.

Houthi telah mengganggu perdagangan global dengan menyerang kapal tanker komersial dan kapal kontainer di Laut Merah dengan drone dan rudal. Houthi pada dasarnya bertujuan untuk menyerang atau membajak kapal berbendera Israel atau kapal apa pun yang berafiliasi dengan negara itu.

Selanjutnya: Ini Saran Robert Kiyosaki Agar Bisa Jadi Jutawan di 2024

Menarik Dibaca: Awal Perdagangan 2024, Ini Proyeksi IHSG dan Rekomendasi Saham dari Mandiri Sekuritas




TERBARU
Kontan Academy
Accounting Mischief Practical Business Acumen

[X]
×