Sumber: South China Morning Post | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Seorang diplomat Amerika Serikat (AS) menuduh Konsulat China di Houston merupakan pusat dari upaya militer China untuk mengirim siswa ke AS guna memperoleh informasi yang dapat memajukan kemampuan perangnya.
Hal ini memperkuat alasan AS untuk menuntut China guna menutup konsulat tersebut. Hal ini sendiri memprovokasi kemarahan dari Beijing dan mendorong para diplomat untuk mulai membakar dokumen di halaman gedung.
Baca Juga: Sungai Mekong, arena konflik baru AS dengan China
Pernyataan sebelumnya yang dikeluarkan oleh Departemen Luar Negeri hanya menyatakan dugaan pelanggaran Tiongkok terhadap kedaulatan AS dan intimidasi terhadap orang Amerika.
Namun itu berubah ketika David Stilwell, pejabat tinggi Asia Timur di Departemen Luar Negeri, memilih konsulat di Houston sebagai 'sejarah dalam perilaku subversif'.
"Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) telah mengirim siswa baik secara terang-terangan maupun sebaliknya ke universitas-universitas Amerika untuk mempelajari berbagai hal untuk memajukan keunggulan perang mereka sendiri di dunia ekonomi dan lainnya”, kata Stilwell.
Baca Juga: Kurangi risiko pandemi corona, Vietnam melarang perdagangan satwa liar
"Pusat semua kegiatan yang difasilitasi oleh misi [Republik Rakyat Tiongkok] adalah konsulat ini di Houston,” ungkap dia.
Fasilitas ini menyediakan layanan konsuler di delapan negara bagian termasuk Texas, dan merupakan salah satu dari lima konsulat di seluruh negeri.
Stilwell juga menuduh konsul jenderal China di Houston dan diplomat lain di sana baru-baru ini terlibat dalam kegiatan yang dipertanyakan di bandara internasional Houston, di mana mereka mengawal warga China ke dalam penerbangan carteran ke Tiongkok.
Baca Juga: China membalas: Beijing perintahkan AS tutup konsulat di Chengdu
Air China, yang telah melakukan penerbangan khusus untuk memulangkan warga China di tengah pandemi coronavirus, memegang dokumen dengan tanggal lahir palsu bagi para diplomat.