Reporter: Yuwono Triatmodjo | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - Perang urat saraf antara pemerintah Amerika Serikat (AS) dan China dalam hal perdagangan terus berlangsung. Terbaru, Presiden AS Donald Trump, Senin (14/8) ini, akan memerintahkan penasihat perdagangannya menyelidiki dugaan tindakan curang Pemerintah Beijing.
Reuters, Sabtu (12/8) menyebut, rencana Trump dilatar belakangi dugaan upaya paksa China terhadap perusahaan AS yang beroperasi di Negeri Tembok Besar untuk menyerahkan hak kekayaan intelektualnya. Trump akan memerintahkan perwakilan dagang AS, Robert Lighthizer untuk menyelidiki apakah China telah benar melakukan tindakan yang merugikan kekayaan intelektual, inovasi, dan teknologi AS.
"Praktik perdagangan dan kebijakan industri China yang tidak adil, termasuk transfer teknologi dan pencurian hak kekayaan intelektual, membahayakan ekonomi dan pekerja AS," tutur seorang sumber Reuters di kantor administrasi pemerintahan Trump.
Bentuk investigasi seperti yang diinginkan Trump tampaknya akan membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Sebab, menurut sumber Reuters lainnya, butuh waktu minimal selama satu tahun untuk membuktikan seluruh tudingan dari pemerintahan Trump itu.
Sumber Reuters itu menyebut, rencana tersebut awalnya akan diumumkan pada awal Agustus ini. Namun, pengumuman itu tertunda, lantaran AS tengah berkonsentrasi mendesak China bersama-sama menekan rencana aksi Korea Utara (Korut) yang mengancam melancarkan serangan rudal ke AS dan sekutunya.
China sendiri telah dengan tegas lewat Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) setuju memperketat sanksi ekonomi terhadap Pyongyang. Namun, Trump menginginkan tindakan China lebih dari sekedar itu.
Keluhan sejumlah negara
Lewat pernyataannya, Trump menginginkan agar China lebih menekan Korut. Dia mengingatkan bahwa AS telah kehilangan (defisit) ratusan miliar dollar AS setiap tahun dalam kerangka perdagangan dengan China. "Jika China membantu kami, hal ini bisa mengurangi sakit atas defisit perdagangan," tutur Trump.
Tidak hanya AS, sejumlah negara lain juga mengeluhkan pencurian hak kekayaan intelektual oleh China. Sebut saja negara Jepang, Jerman dan Kanada. Sektor teknologi cukup terpukul akibat kasus ini.
Gesekan antara China dan AS dalam hal perdagangan memang sudah terjadi sejak lama. Trump sendiri pernah mengancam akan memberlakukan kenaikan tarif impor baja dan produk lainnya asak China. Tidak mau kalah, China pun siap membalas hal serupa terhadap produk asal AS.
Baru-baru ini, China juga memberlakukan larangan penayangan film-film box office AS pada periode tertentu. Hal tersebut dilakukan China dalam rangka memprioritaskan penjualan film-film produksi dalam negerinya.