kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

AS tolak gabung, 76 negara kaya dukung program 'COVAX' yang digagas WHO


Kamis, 03 September 2020 / 08:05 WIB
AS tolak gabung, 76 negara kaya dukung program 'COVAX' yang digagas WHO
ILUSTRASI. Ilustrasi pengembangan vaksin Covid-19. REUTERS/Anton Vaganov


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - LONDON. Sekitar 76 negara kaya menyatakan komitmen untuk bergabung dengan rencana alokasi vaksin Covid-19 global yang dipimpin bersama oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Program ini bertujuan untuk membantu membeli dan mendistribusikan vaksin  secara adil.

Melansir Reuters, Seth Berkley, kepala eksekutif aliansi vaksin GAVI, mengatakan rencana terkoordinasi yang dikenal sebagai COVAX, sekarang didukung oleh Jepang, Jerman, Norwegia, dan lebih dari 70 negara lainnya. Pada prinsipnya, mereka setuju untuk mendapatkan vaksin Covid-19 melalui fasilitas Covax untuk populasi mereka.

"Kami memiliki, saat ini, 76 negara berpenghasilan menengah ke atas dan negara berpenghasilan tinggi yang telah memberikan konfirmasi untuk berpartisipasi - dan kami berharap jumlah itu terus meningkat," kata Berkley kepada Reuters dalam sebuah wawancara.

Baca Juga: CDC AS: Negara bagian harus bersiap distribusi vaksin Covid-19 paling cepat Oktober

“Ini kabar baik. Ini menunjukkan bahwa fasilitas COVAX terbuka untuk bisnis dan menarik minat di seluruh dunia seperti yang kami harapkan,” katanya seperti yang dikutip Reuters.

Berkey menambahkan, saat ini, koordinator COVAX sedang dalam pembicaraan dengan China tentang kemungkinan negara itu untuk bergabung.

"Kami melakukan diskusi kemarin dengan pemerintah (China)," kata Berkley. "Kami belum memiliki kesepakatan yang ditandatangani dengan mereka, tetapi Beijing telah memberikan sinyal positif," tambahnya.

Baca Juga: AS tolak bergabung dalam Upaya vaksin Covid-19 global karena dipimpin WHO

COVAX dipimpin bersama oleh GAVI, WHO dan Koalisi untuk Inovasi Kesiapsiagaan Epidemi (CEPI), dan dirancang untuk mencegah pemerintah nasional menimbun vaksin Covid-19 dan fokus pada vaksinasi pertama orang-orang yang paling berisiko tinggi di setiap negara.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×