kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Asa, favipiravir tunjukkan hasil menjanjikan bagi pasien corona di Rusia


Kamis, 14 Mei 2020 / 00:00 WIB
Asa, favipiravir tunjukkan hasil menjanjikan bagi pasien corona di Rusia
ILUSTRASI.


Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Russian Direct Investment Fund (RDIF) mengatakan, kandidat obat untuk mengobati virus corona baru, favipiravir, menunjukkan hasil yang menjanjikan dalam uji klinis awal di Rusia.

Mengutip Reuters, Kepala RDIF Kirill Dmitriev menyebutkan, 60% dari 40 pasien virus corona yang menggunakan tablet favipiravir, yang pertama kali dikembangkan di Jepang dengan nama Avigan, hasil tesnya negatif dalam waktu lima hari.

Pengobatan favipiravir bisa memangkas waktu penyembuhan pasien virus corona hingga 50%. RDIF menyediakan 150 juta rubel (US$ 2 juta) dalam pendanaan untuk proyek tersebut.

Baca Juga: Kasus corona di Rusia tembus 240.000, tertinggi kedua di dunia

Produsen obat bergegas untuk mengembangkan terapi perawatan dan vaksin untuk virus corona yang sangat menular, yang telah menewaskan lebih dari 290.000 orang di seluruh dunia dan menginfeksi lebih dari 4,2 juta orang.

Avigan, yang secara umum dikenal sebagai favipiravir, dikembangkan pada akhir 1990-an oleh sebuah perusahaan yang kemudian dibeli oleh Fujifilm ketika banting setir ke layanan kesehatan. 

Obat ini bekerja dengan cara memutus mekanisme reproduksi virus RNA tertentu seperti influenza. Favipiravir juga menjalani uji coba di India oleh Glenmark Pharmaceuticals Ltd.

Baca Juga: Ambisius, Wuhan mulai lakukan tes virus corona ke 11 juta penduduk

Rusia, yang memiliki jumlah kasus virus corona tertinggi kedua di belakang Amerika Serikat, juga sedang menguji prototipe vaksin pada hewan. Sementara RDIF telah mengalihkan dana untuk menghasilkan lebih banyak tes di dalam negeri.

“Ini akan mengurangi beban pada pusat medis dan, menurut perkiraan kami, juga akan mengurangi jumlah pasien yang secara epidemiologis berbahaya sekitar 50 persen,” kata Dmitriev merujuk pada pengobatan favipiravir.

Andrei Ivashchenko, profesor di Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia dan Ketua Dewan Direksi ChemRar, perusahaan yang melakukan tes, menyatakan, uji coba klinis terhadap 330 pasien yang terinfeksi virus corona harus selesai pada akhir Mei, 

"Fasilitas produksi ChemRar yang ada akan memungkinkan kami untuk memproduksi puluhan ribu program perawatan per bulan, yang kami perkirakan dan berharap akan cukup untuk Rusia sebagai minimum," ujar Ivashchenko seperti dilansir Reuters.

Baca Juga: Gandeng NRC, CanSino siap uji coba vaksin corona di Kanada

Hanya, menurut dia, tes awal menunjukkan, ada efek samping meski minimal. Karena itu, wanita hamil dilarang menggunakannya. Obat Avigan di Jepang ditemukan menyebabkan cacat lahir.

Ivashchenko menambahkan, tidak ada cukup data untuk mengatakan seberapa efektif pengobatan favipiravir bagi pasien virus corona yang sakit parah.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan tinjauan empat fase tentang cara kerja uji klinis. Uji coba yang sedang berlangsung di Rusia akan jatuh ke fase pertama dari kerangka kerja itu.

Baca Juga: Kabar baik, WHO: Beberapa terapi berhasil membatasi keparahan Covid-19

"Studi fase satu biasanya menguji obat baru untuk pertama kalinya dalam kelompok kecil orang untuk mengevaluasi kisaran dosis yang aman dan mengidentifikasi efek samping," kata WHO di situsnya.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×