Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan
“Ini akan mengurangi beban pada pusat medis dan, menurut perkiraan kami, juga akan mengurangi jumlah pasien yang secara epidemiologis berbahaya sekitar 50 persen,” kata Dmitriev merujuk pada pengobatan favipiravir.
Andrei Ivashchenko, profesor di Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia dan Ketua Dewan Direksi ChemRar, perusahaan yang melakukan tes, menyatakan, uji coba klinis terhadap 330 pasien yang terinfeksi virus corona harus selesai pada akhir Mei,
"Fasilitas produksi ChemRar yang ada akan memungkinkan kami untuk memproduksi puluhan ribu program perawatan per bulan, yang kami perkirakan dan berharap akan cukup untuk Rusia sebagai minimum," ujar Ivashchenko seperti dilansir Reuters.
Baca Juga: Gandeng NRC, CanSino siap uji coba vaksin corona di Kanada
Hanya, menurut dia, tes awal menunjukkan, ada efek samping meski minimal. Karena itu, wanita hamil dilarang menggunakannya. Obat Avigan di Jepang ditemukan menyebabkan cacat lahir.
Ivashchenko menambahkan, tidak ada cukup data untuk mengatakan seberapa efektif pengobatan favipiravir bagi pasien virus corona yang sakit parah.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan tinjauan empat fase tentang cara kerja uji klinis. Uji coba yang sedang berlangsung di Rusia akan jatuh ke fase pertama dari kerangka kerja itu.
Baca Juga: Kabar baik, WHO: Beberapa terapi berhasil membatasi keparahan Covid-19
"Studi fase satu biasanya menguji obat baru untuk pertama kalinya dalam kelompok kecil orang untuk mengevaluasi kisaran dosis yang aman dan mengidentifikasi efek samping," kata WHO di situsnya.