Sumber: Washington Times | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Lima peneliti medis Inggris menyatakan dalam sebuah laporan bahwa jika penyebaran penyakit ini tidak dikendalikan, "Kami memprediksi wabah lebih lanjut akan terjadi di kota-kota China lainnya, dan bahwa infeksi akan terus diekspor ke tujuan internasional dengan laju yang meningkat."
Pada 4 Februari, mereka mengatakan, "Model analisa kami memperkirakan jumlah orang yang terinfeksi di Wuhan menjadi lebih dari 250.000," kata mereka.
Para peneliti tersebut diidentifikasi sebagai Jonathan M. Read, Jessica R.E. Bridgen dan Chris P. Jewell dari Pusat Informatika Kesehatan di Universitas Lancaster; Derek A.T. Cummings dari Departemen Biologi dan Emerging Pathogens Institute di University of Florida; dan Antonia Ho dari Pusat Penelitian Virus Universitas Glasgow.
Baca Juga: Virus corona, Menhub: Penerbangan dari China kecuali Wuhan masih dilayani
"Kami memperkirakan kota-kota dengan wabah terbesar di China adalah Shanghai, Beijing, Guangzhou, Chongqing, dan Chengdu," kata mereka.
Kurangnya informasi dari China tentang penyakit ini memicu kekhawatiran luas akan potensi bencana global yang mirip dengan pandemi flu 1918 yang menewaskan puluhan juta orang.
Wabah virus, menurut para ilmuwan, diyakini telah menyebar pada bulan November atau awal Desember - seminggu lebih awal dari klaim pejabat kesehatan China tentang awal kasus yang dilaporkan pertama pada pertengahan Desember.
Baca Juga: Sejumlah perusahaan global keluarkan larangan berkunjung ke China
Seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri China mengatakan kepada wartawan pekan lalu bahwa kerahasiaan China seputar virus baru itu mirip dengan kesalahan penanganan KLS SARS 2003, sebuah virus corona yang serupa.
“Saya percaya bahwa kekhawatiran yang Anda lihat baik di dalam China maupun internasional adalah cerminan dari apa yang telah kita lihat di masa lalu - 2003 dengan SARS, dan sejumlah masalah lain - di mana pemerintah lambat merespons karena takut rasa malu, atau membuat segalanya tampak lebih buruk daripada sebelumnya.
Baca Juga: Sri Mulyani: Wabah virus corona hapus optimisme perbaikan ekonomi global di 2020
Bahwa keengganan untuk merespons dengan cepat sekali lagi tidak memberi komunitas global perasaan aman untuk ini dikelola di China,” kata pejabat China yang meminta namanya dirahasiakan.