Penulis: Arif Budianto
KONTAN.CO.ID - Sebuah asteroid seukuran menara Eiffel terbang ke arah Bumi pada Desember 2021. Kabar baiknya, asteroid itu tidak menimbulkan ancaman dan risiko karena jaraknya sekitar 2,5 juta mil.
Belum lama ini, Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) mengungkapkan, asteroid seukuran menara Eiffel akan terbang ke arah Bumi. Dinamakan 4660 Nereus, asteroid ini datang paling dekat ke arah Bumi pada 11 Desember 2021.
Meski begitu, para ilmuwan mengatakan, asteroid tersebut tidak menimbulkan ancaman dan risiko bagi planet Bumi karena jaraknya sekitar 2,5 juta mil.
Asteroid itu memiliki diameter 1.082 kaki atau berkisar 330 meter, hampir sama dengan tinggi menara Eiffel 1.063 kaki atawa sekitar 324 meter.
Mengutip dari Fox13news, para ilmuwan menyebutkan, sebagian besar objek dekat Bumi (NEO) tidak menimbulkan risiko sama sekali.
Namun demikian, NASA berencana untuk meluncurkan misi lain demi menguji apakah manusia bisa mengubah orbit asteroid yang berpotensi menuju atau mendekati Bumi.
Ini bukanlah pertama kalinya asteroid mendekati Bumi. Asteroid besar dengan berbagai ukuran telah datang dan pergi di dekat Bumi selama beberapa minggu terakhir, menurut laporan Jet Propulsion Laboratory NASA.
Mulai dari seukuran mobil, rumah, pesawat jet komersial, hingga Empire State Building.
Bulan lalu, asteroid besar lainnya juga sempat mendatangi Bumi meskipun hanya lewat. Empat asteroid yang besar melewati Bumi pada 19 Oktober, mulai dari 318.000 mil hingga 2,9 juta mil jaraknya dari planet kita.
Berbicara tentang asteroid, pada Oktober lalu sebuah pesawat ruang angkasa milik NASA bernama Lucy meroket dalam upaya 12 tahun untuk menjelajahi delapan asteroid.
Tujuh dari batuan luar angkasa misterius termasuk di antara kawanan asteroid yang berbagi orbit dengan Jupiter.
Baca Juga: Gerhana bulan parsial pada 18-19 November 2021 merupakan yang terlama abad ini
Asteroid tersebut juga dianggap sebagai sisa-sisa murni dari pembentukan planet.
Nama Lucy diambil dari sisa-sisa kerangka berusia 3,2 juta tahun dari nenek moyang manusia yang ditemukan di Ethiopia hampir setengah abad yang lalu. Penemuan tersebut mendapatkan namanya dari lagu The Beatles tahun 1967, Lucy in the Sky with Diamonds.
Bahkan, NASA mengirim pesawat ruang angkasa tersebut membumbung dengan lirik dan kata-kata bijak dari band tersebut pada sebuah plakat.
Pesawat ruang angkasa itu juga membawa cakram yang terbuat dari berlian yang ditanam di laboratorium untuk salah satu instrumen sainsnya.
Terkait asteroid, pada umumnya batu misterius tersebut mendekati Bumi bukan berarti akan menabrak. Di antaranya hanya sekadar lewat mengikuti orbit dari asteroid itu sendiri.