kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Australia laporkan lebih dari 1.000 kasus COVID-19, pertama kali selama pandemi


Kamis, 26 Agustus 2021 / 14:57 WIB
Australia laporkan lebih dari 1.000 kasus COVID-19, pertama kali selama pandemi
ILUSTRASI. Polisi berpatroli di pusat kota selama penguncian untuk mengekang penyebaran wabah penyakit virus corona atau COVID-19 di Sydney, Australia, 12 Juli 2021. REUTERS/Loren Elliott.


Sumber: Channel News Asia | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - SYDNEY. Australia pada Kamis (26 Agustus) melaporkan lebih dari 1.000 kasus baru virus corona untuk pertama kalinya selama pandemi COVID-19, ketika wabah varian Delta mengamuk di Sydney.

Melansir Channel News Asia, Negara Bagian New South Wales, yang termasuk kota terpadat di negara itu Sydney, mengumumkan rekor tertinggi baru dengan mencatat 1.029 kasus COVID-19 selama 24 jam sebelumnya.

Wabah yang dimulai di kota itu pada pertengahan Juni lalu telah mencapai lebih dari 15.000 kasus dan menyebar ke kota-kota kecil, mendorong penguncian dan pembatasan perjalanan di seluruh tenggara Australia.

Terlepas dari angka yang melonjak dan tekanan yang meningkat pada rumahsakit, Perdana Menteri New South Wales Gladys Berejiklian mengumumkan pelonggaran pembatasan untuk orang yang sudah divaksin mulai pertengahan September nanti.

Baca Juga: Sydney catat rekor harian baru COVID-19, rumahsakit di bawah tekanan berat

Hingga lima orang yang sudah divaksinasi lengkap akan diizinkan untuk berkumpul di luar ruangan di daerah non-hotspot, setelah New South Wales mencapai target 6 juta vaksin dalam populasi sekitar 8 juta.

"Itu adalah opsi yang memenuhi kesehatan mental dan kesejahteraan komunitas kami, tetapi juga memberikan pengaturan risiko terendah," kata Berejiklian, seperti dikutip Channel News Asia.

Dia mengatakan, sistem kesehatan mampu mengatasi tekanan tambahan setelah kapasitas ditingkatkan, berjanji bahwa "setiap orang yang membutuhkan bantuan akan mendapatkan bantuan itu".

Itu terjadi ketika pihak berwenang memperpanjang perintah tinggal di rumah untuk seluruh New South Wales hingga 10 September, karena kekhawatiran meningkat atas kenaikan kasus di daerah regional.

Wakil Perdana Menteri New South Wales John Barilaro menggambarkan daerah regional sebagai "kotak bahan bakar yang siap meledak".

Selanjutnya: Selandia Baru: Memerangi varian Delta seperti berurusan dengan virus baru




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×