Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
Errol menceritakan bagaimana ia menemukan tambang tersebut melalui pertemuan dengan seorang pria Italia di Zambia. Kesepakatan mereka hanya berdasarkan jabat tangan, tanpa kontrak atau dokumen formal.
Menurut Errol, tambang tersebut bukanlah operasi pertambangan resmi. Batu zamrud hanya ditemukan di tanah di daerah terpencil, mencerminkan situasi serba tak terstruktur yang lazim terjadi di Zambia saat itu.
Errol menyebutkan bahwa penjualan zamrud dari tambang tersebut membantu mendanai pendidikan Elon, termasuk biaya hidupnya selama berkuliah di Universitas Pennsylvania.
Baca Juga: Elon Musk Mangkir dari Panggilan Pengadilan Soal Kuis US$ 1 juta Jelang Pemilu AS
Meskipun Elon mendapatkan beasiswa, Errol mengklaim penjualan zamrud berperan dalam mendukung kehidupan awal Elon di Amerika.
Narasi ini memberikan perspektif berbeda tentang perjalanan Elon Musk. Kisah tentang modal keluarga tampak bertolak belakang dengan citra Musk yang kerap digambarkan sebagai individu mandiri yang mengandalkan kerja keras.
Errol percaya bahwa kesuksesan Elon bukan hanya soal uang. Menurutnya, Elon menghindari label sebagai orang yang hanya mengandalkan kekayaan keluarga.
Ia menilai, meskipun ada dukungan finansial dari keluarga, Elon telah mengambil risiko besar dan bekerja keras untuk mencapai pencapaian luar biasa.
Baca Juga: Meta Merilis Model AI Terbaru, Begini Respons Elon Musk
Kisah tentang tambang zamrud ini, apakah benar atau hanya mitos, tetap memikat perhatian publik.
Cerita ini tidak hanya memicu perdebatan tentang latar belakang kekayaan Elon Musk tetapi juga memunculkan diskusi yang lebih luas tentang peran hak istimewa dan ambisi dalam meraih kesuksesan.