Reporter: Djumyati Partawidjaja | Editor: Djumyati P.
BERLIN. Transparency International memanggil orang-orang di mana pun untuk bicara untuk memberantas masalah korupsi. Masalah korupsi memang masih banyak terjadi di berbagai belahan dunia. Tapi Transparency International sebuah gerakan global di lebih dari 100 negara untuk memerangi korupsi, melihat ada secercah harapan.
Dalam siaran pers peluncuran Indeks Persepsi Korupsi 2015, Transparency International mengungkapkan sebuah fenomena menarik. Transparency Internasional percaya kalau saja orang-orang mau bekerjasama, maka korupsi akan bisa diberantas. Buktinya di tahun 2015 Transparency Internasional menemukan lebih banyak negara yang skornya membaik dibandingkan memburuk.
Dalam Indeks Persepsi Korupsi, Transparency International memberikan skor 0-100. Skor 0 untuk negara yang dianggap paling bersih dari korupsi dan 100 untuk negara yang dianggap paling korupsi. Secara keseluruhan ada 2/3 dari 168 negara dalam indeks 2015 mempunyai skor di bawah 50. Indeks yang sudah dibuat dalam 4 tahun terakhir ini pun mencatat beberapa negara mengalami perbaikan dan beberapa lainnya mengalami kemunduran. Yunani, Senegal, dan Inggris mengalami perbaikan skor yang lumayan besar. Sementara penurunan nilai skor tajam dialami Libya, Australia, Brasil, Spanyol, dan Turki.
Tapi Transparency International mencatat gerakan beberapa group aktivis di Guatemala, Srilanka, Ghana mampu merintis gerakan untuk menentang korupsi. Mereka juga mampu memberikan pesan kuat dan mengajak orang-orang lain untuk ikut beraksi di 2016.
“Korupsi bisa dikalahkan kalau kita bekerja bersama. Untuk menyingkirkan kesewenangan, penyuapan, dan menyinari kesepakatan rahasia, warga negara harus bersatu dan memberitahukan pemerintahnya, mereka sudah muak,” ungkap Jose Ugaz Chair Transparency International dalam rilisnya.
Sekali lagi Ugar menegaskan, kondisi korupsi masih sangat buruk di seluruh dunia. “Tapi di tahun 2015 ini juga waktu orang-orang turun ke jalan untuk memprotes korupsi. Orang-orang di seluruh dunia memberikan signal kuat kepada kekuasaan. Ini waktunya untuk membongkar korupsi raksasa,” tambah Ugar.
Korupsi raksasa yang dimaksudkan di sini adalah korupsi yang melibatkan penyalahgunaan kekuasaan tingkat tinggi yang menguntungkan segelintir orang dan mengorbankan banyak orang. Dan menyebarkan banyak masalah serius baik untuk orang maupun masyarakat. Celakanya korupsi-korupsi seperti ini seringkali bebas dari hukuman.
Tahun ini juga Transparency International memanggil orang-orang untuk melakukan aksi dengan memberikan voting di unmaskthecorrupt.org. Kami ingin tahu kasus mana yang orang-orang merasa paling mendesak untuk dibongkar. Transparency International ingin memberikan pesan kuat, mereka akan mengambil sikap untuk menentang korupsi-korupsi raksasa tersebut.