kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Badai pasir China diprediksi akan membawa debu kuning ke Korea Selatan


Senin, 15 Maret 2021 / 14:31 WIB
Badai pasir China diprediksi akan membawa debu kuning ke Korea Selatan
ILUSTRASI. Warga mengenakan masker untuk mencegah penularan virus corona di Seoul, Korea Selatan, 24 Februari 2020.


Sumber: Yonhap,Yonhap | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - SEOUL. Badai pasir besar di China diprediksi akan merembet ke negara tetangganya, terutama di Semenanjung Korea. Badan meteorologi Korea Selatan memprediksi "debu kuning" dari China akan datang pada hari Selasa (16/3).

Kiriman debu akibat badai pasir tersebut praktis akan membuat kualitas udara di sejumlah wilayah Korea Selatan akan memburuk untuk beberapa saat.

Dilansir dari Yonhap, Korea Meteorological Administration (KMA) mengatakan bahwa debu kuning yang berasal dari daerah pedalaman China dan Mongolia serta Gurun Gobi akan tiba hari Selasa pagi di Korea Selatan.

KMA menjelaskan bahwa angin kuat yang bertiup 50 hingga 70 kilometer per jam akan menyebabkan debu kuning tersebut meluas dengan cepat di Korea.

Angin tersebut merupakan kombinasi dari tekanan tinggi yang berkembang di dekat Danau Baikal dan tekanan rendah yang berkembang di timur laut China. Dengan dorongan angin tersebut, sisa badai pasir China akan datang ke Korea Selatan pada Selasa pagi.

Baca Juga: Kasus virus corona Korea Selatan stabil di atas 400 untuk hari keenam

Terkait kepadatan debunya, KMA menjelaskan bahwa itu akan tergantung pada volume dan arus udara yang juga akan menentukan arah terbangnya debu pasir.

Semenanjung Korea saat ini telah dilanda konsentrasi pastikel debu halus (ultrafine) selama hampir seminggu. Kedatangan debu pasir dari China akan memperburuk kualitas udara.

Kota Seoul serta hampir semua bagian wilayah tengah dan beberapa wilayah di selatan masih akan terpengaruh konsentrasi partikel ultrafine sepanjang hari Senin (15/3).

Badai pasir terbesar dalam satu dekade terakhir

Badai pasir terbesar dalam satu dekade terakhir melanda Beijing pada Senin pagi, yang berasal dari Mongolia, menyebabkan jarak pandang di sebagian besar ibu kota China menjadi kurang dari 1.000 meter

Baca Juga: Korea restui penggunaan vaksin Covid-19 AstraZeneca untuk orang tua di atas 65

Bukan cuma itu, badai pasir membuat PM10 mendekati 10.000 mikrogram per meter kubik. Otoritas Beijing pun mengeluarkan peringatan kuning untuk badai pasir pada 7:25 pagi.

Melansir Global Times, Pusat Observatorium Meteorologi Beijing menyebutnya sebagai badai pasir paling intens di China dalam satu dekade terakhir, dan badai pasir terluas dalam 10 tahun belakangan.

Pada Senin, Badan Manajemen Darurat Nasional Mongolia menyebutkan, badai pasir mengakibatkan enam orang meninggal dan 548 lainnya dilaporkan hilang. Tapi, 467 orang telah ditemukan dan 81 lainnya masih hilang.

Badai pasir ini merupakan akibat dari gabungan efek udara dingin dan siklon dari Mongolia. Secara bertahap bergerak ke Selatan dan mulai memengaruhi pada jam 3 pagi, menurut Pusat Pemantauan Ekologi dan Lingkungan Kota Beijing.

“Badai pasir saat ini terutama karena faktor alam, tetapi juga menunjukkan lingkungan ekologi kita masih sangat rapuh,” kata kata Zhao Yingmin, Wakil Menteri Ekologi dan Lingkungan China, seperti dikutip Global Times.

Selanjutnya: Terbesar dalam satu dekade, badai pasir terjang Beijing China




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×