Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
"Sejak itu, semakin sulit bagi perusahaan yang terkena dampak untuk menilai, apakah bisnis ini masih sah atau apakah sudah melanggar peraturan,” ujar badan intelijen itu.
Karena itu, badan intelijen Baden-Württemberg mendesak perusahaan untuk "mendapatkan informasi yang tepat tentang situasi legal saat ini sebelum melakukan pengiriman ke Iran".
“Untuk menyamarkan pengguna akhir yang sebenarnya, mereka bisa membeli barang-barang di Jerman dan Eropa dengan bantuan perusahaan-perusahaan terdepan yang didirikan secara khusus, dan khususnya membawa barang-barang penggunaan ganda ke negara-negara berisiko," ungkap badan intelijen Baden-Württemberg.
Baca Juga: Meski AS setop keringanan sanksi, program nuklir Iran jalan terus
"Negara-negara bypass yang umum termasuk Uni Emirat Arab, Turki, dan China," imbuh mereka. Informasi saja, barang penggunaan ganda bisa digunakan untuk keperluan militer.
Iran memang sepakat untuk membatasi pengembangan program nuklirnya dalam Perjanjian 2015 dengan kekuatan dunia. Teheran pun mendapat keringan sanksi ekonomi sebagai bagian dari perjanjian itu.
Tapi, laporan badan intelijen Baden-Württemberg mencatat, Presiden Iran Hassan Rouhani menyatakan pada akhir 2019, "negaranya tidak akan lagi menerapkan beberapa poin Perjanjian Nuklir 2015".
Baca Juga: Pentagon: Pasukan nuklir AS siap hadapi semua musuh termasuk Korea Utara
"Tujuan laporan ini adalah untuk mencegah negara-negara berisiko membangun dan mengembangkan senjata pemusnah massal dan sistem peluncuran," kata badan intelijen Baden-Württemberg dalam laporannya.