kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bank besar di China hadapi potensi peningkatan NPL


Senin, 02 November 2020 / 16:39 WIB
Bank besar di China hadapi potensi peningkatan NPL
ILUSTRASI. Ilustrasi bank di China. cnsphoto via REUTERS. ATTENTION EDITORS - THIS IMAGE WAS PROVIDED BY A THIRD PARTY. CHINA OUT.


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Bank-bank pelat merah di China sampai saat ini masih berhadapan dengan lonjakan kredit macet, yang telah terjadi sejak awal pandemi hingga pada masa pemulihan ekonomi. Hal itu praktis membuat sejumlah bank terpaksa mencatatkan penurunan laba bersih. 

Tercermin dari penurunan pendapatan bersih (net income) kurang dari 5% Industrial & Commercial Bank of China (ICBC) dan tiga rival terbesarnya dalam tiga bulan terakhir hingga 30 September 2020. Meski negatif, menurut artikel yang dimuat Bloomberg, Senin (2/11) penurunan itu masih lebih baik dibandingkan dengan rata-rata penurunan 25% pada kuartal sebelumnya. 

Meski begitu, empat bank terbesar di China tetap mencatatkan total kredit macet (non performing loan/NPL) naik ke rekor ¥ 979 miliar atau sekitar US$ 146 miliar. Di sisi lain, bank-bank tersebut telah membuat pencadangan hingga ¥ 175 miliar di kuartal III 2020 menurut laporan keuangan yang dirilis akhir pekan baru. 

Industri perankan China senilai US$ 45 triliun ini mengalami kemerosotan laba terburuk dalam lebih dari satu dekade di paruh pertama setelah ditempatkan dalam garis depan dalam upaya pemerintah untuk membantu jutaan bisnis yang terdampak perlambatan akibat pandemi Covid-19. 

Baca Juga: PBOC: Belanja dengan uang yuan digital China mencapai US$ 300 juta

Dengan penyebaran virus yang saat ini mulai berkurang dan ekonomi mulai pulih, pemerintah pun sudah memperbolehkan bank untuk mulai melakukan ekspansi untuk meningkatkan kekuatan keuangan bank setelah kredit macet membengkak dan permodalan terkikis. 

Sebagai upaya stimulus di kala pandemi, pemerintah China juga sudah memberikan kreditur untuk menunda pembayaran bunga dan pokok hingga Maret 2020. 

"Kredit macet mungkin masih bisa rebound, karena pembayaran untuk perusahaan kecil akan berakhir pada kuartal pertama," kata Liao Zhiming, Kepala Analis Perbankan di Tianfeng Securities Co. 

Meski begitu, Zhiming menjelaskan secara keseluruhan prospek laba perbankan akan segera membaik, dan posisi terburuk sudah dilalui khususnya untuk bank plat merah. 

Saham bank asal China terbukti menguat di bursa Hong Kong, Senin (2/11) pada saat pembukaan. Saham ICBC naik 2,5%, sementara Agriculturan Bank of China Ltd naik 3,4%. 

Regulator sebenarnya telah meminta bank untuk merelakan sebagian laba yang nilainya mencapai ¥ 1,5 triliun dengan menyediakan dana murah, menunda pembayaran dan meningkatkan penjaminan terutama ke pelaku UMKM. Meski begitu, laju kredit tetap terus bergulir. 

Bank terbesar di China yaitu ICBC tercatat sudah memberikan kredit baru senilai ¥ 16,3 triliun. Tetapi masih kehilangan pendapatan 1,1 triliun yuan dalam sembilan bulan pertama tahun ini menurut laporan keuangan. 

Rasio NPL diperkirakan akan stabil dalam dua kuartal berikutnya, mengingat tren NPL perlahan sudah membaik dan penghapusan buku yang signifikan. 
Namun, Shujin Chen, Kepala Peneliti Keuangan China dari Jefferies mengatakan tetap ada potensi peningkatan NPL pada kuartal II 2021 ketika periode stimulus kebijakan kredit berakhir. 




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×