kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.708.000   17.000   1,01%
  • USD/IDR 16.335   0,00   0,00%
  • IDX 6.788   -6,83   -0,10%
  • KOMPAS100 1.009   -1,54   -0,15%
  • LQ45 781   -2,24   -0,29%
  • ISSI 211   0,76   0,36%
  • IDX30 405   -1,54   -0,38%
  • IDXHIDIV20 488   -3,62   -0,74%
  • IDX80 114   -0,07   -0,06%
  • IDXV30 120   -0,76   -0,63%
  • IDXQ30 133   -0,78   -0,59%

Bank Sentral Australia (RBA) Potong Suku Bunga Jadi 4,1%, Pertama Sejak November 2020


Selasa, 18 Februari 2025 / 11:16 WIB
Bank Sentral Australia (RBA) Potong Suku Bunga Jadi 4,1%, Pertama Sejak November 2020
ILUSTRASI. FILE PHOTO: Business people walk outside the Reserve Bank of Australia (RBA) in Sydney May 5, 2015. REUTERS/Jason Reed/File Photo GLOBAL BUSINESS WEEK AHEAD - SEARCH GLOBAL BUSINESS 18 DEC FOR ALL IMAGES.


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - SYDNEY. Bank Sentral Australia (RBA) memangkas suku bunga untuk pertama kalinya sejak puncak pandemi pada 2020 pada Selasa (18/2).

Keputusan ini didasarkan pada kemajuan dalam pengendalian inflasi, meskipun bank sentral tetap berhati-hati terhadap kemungkinan pelonggaran kebijakan lebih lanjut.

Pemangkasan suku bunga ini memberikan sedikit kelonggaran bagi para peminjam dan menjadi kabar baik bagi Perdana Menteri Anthony Albanese, yang tengah menghadapi pemilu sulit yang harus digelar paling lambat 17 Mei.

Baca Juga: Cermati Kalender Ekonomi Terbaru, Cek Rilis Data yang Bisa Mempengaruhi Forex

Spekulasi pun berkembang bahwa ia mungkin memanfaatkan momen ini untuk mengumumkan pemilu lebih awal.

Pasar sebelumnya telah memperkirakan kuat adanya pemangkasan seperempat poin setelah inflasi inti pada kuartal keempat turun lebih dari perkiraan menjadi 3,2%.

Namun, sikap hati-hati RBA justru mendorong dolar Australia naik 0,2% ke level $0,6366.

Prospek Pemangkasan Suku Bunga Selanjutnya

Kontrak swap menunjukkan kemungkinan hanya 20% untuk pemangkasan lanjutan pada April, meskipun peluang pemangkasan pada Mei hampir sepenuhnya telah diperhitungkan oleh pasar.

Dalam keputusan rapat kebijakan bulan Februari, RBA memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 4,1%, menandai pemangkasan pertama sejak November 2020, ketika pandemi mendorong suku bunga ke rekor terendah 0,1%.

Baca Juga: Bursa Asia Dipenuhi Berita yang Berpotensi Menggerakkan Pasar pada Selasa (18/2) Ini

"Meskipun keputusan hari ini mengakui adanya kemajuan positif dalam pengendalian inflasi, Dewan tetap berhati-hati terhadap prospek pelonggaran kebijakan lebih lanjut," demikian pernyataan RBA, seraya mencatat bahwa risiko inflasi tetap ada akibat pasar tenaga kerja yang masih kuat.

"Penilaian Dewan adalah bahwa kebijakan moneter telah bersifat restriktif dan akan tetap demikian meskipun terjadi pemangkasan suku bunga ini."

RBA sebelumnya telah membuka peluang pemangkasan pada Desember, tetapi memperingatkan bahwa pelonggaran kebijakan yang terlalu cepat dapat memperlambat laju disinflasi.

Dampak dan Perbandingan dengan Bank Sentral Lain

Menurut Sean Callow, analis di ITC Markets, pernyataan RBA mengindikasikan bahwa suku bunga kemungkinan akan tetap stabil pada April, tetapi peluang pemangkasan pada Mei tetap terbuka, sejalan dengan ekspektasi pasar.

RBA tertinggal dalam siklus pelonggaran kebijakan moneter dibandingkan bank sentral global lainnya. Keputusan ini diambil sementara The Fed tampaknya masih menunda pelonggaran kebijakan lebih lanjut.

Di Selandia Baru, Bank Sentral Selandia Baru (RBNZ) diperkirakan akan memangkas suku bunga 50 basis poin pada Rabu (19/2).

Baca Juga: Bursa Australia Tergelincir dari Rekor Tertinggi pada Senin (17/2)

Inflasi dan Dampaknya pada Ekonomi

Inflasi di Australia, yang melonjak lebih lambat dibandingkan negara lain, mencapai 2,4% pada kuartal terakhir, kembali ke target bank sentral di kisaran 2-3%.

Sementara itu, inflasi inti yang diawasi ketat, trimmed mean, melambat ke 3,2% dari 3,6% sebelumnya dan diproyeksikan turun lebih lanjut ke 2,7% pada Juni.

Meskipun belanja konsumen meningkat berkat pemotongan pajak pemerintah, pasar tenaga kerja tetap kuat namun tidak memicu tekanan inflasi, sehingga ekonomi saat ini tidak menunjukkan urgensi untuk pemangkasan suku bunga berturut-turut.

Keputusan RBA ini juga berdampak positif pada pasar properti, yang telah mengalami penurunan harga dari rekor tertingginya dalam beberapa bulan terakhir.

Namun, isu keterjangkauan perumahan tetap menjadi tantangan utama bagi pemerintahan Perdana Menteri Albanese.

Selanjutnya: KPK Panggil Ulang Hasto pada Hari Kamis (20/2)

Menarik Dibaca: Resep Sambal Ijo Anti Pahit dan Langu, Pedasnya Bikin Nagih



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×