Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Akhir tahun ini, sejumlah bank sentral mulai memangkas suku bunga acuan. Terbaru ada European Central Bank (ECB) yang memangkas suku bunga 25 basis poin (bps) menjadi 3%.
Ini penurunan bunga keempat kali ECB di tahun ini. "Akan ada pemotongan suku bunga lebih lanjut di tahun depan," kata Kepala Bank of France Francois Villeroy de Galhau, Jumat (13/12), kepada Reuters. Ketidakstabilan ekonomi zona Euro dan ancaman perang dagang dengan AS.
Beberapa bank sentral lain yang telah memangkas bunga di pekan ini adalah Swiss National Bank (SNB) yang mengubah menjadi 0,5% atau turun 50 bps terendah sejak November 2022. SNB menyebut akan kembali memangkas bunga di tahun depan. Ini karena inflasi Swiss hanya 0,7% dan franc Swiss yang terus menguat akan memberatkan eksportir.
Baca Juga: Dolar AS Catat Pekan Terbaik dalam Sebulan di Tengah Prospek Hati-hati The Fed
Sehari sebelumnya, bank sentral Kanada juga menurunkan suku bunga sebesar 50 bps menjadi 3,25% pada Rabu (11/12). Ini pemangkasan terbesar pertama sejak Covid 19. Bank of Canada juga menginsyaratkan akan memangkas bunga lagi setelah inflasi meningkat menjadi 2%, di saat ekonomi bergerak melemah.
Ancaman tarif yang lebih tinggi dari Donald Trump juga menimbulkan kekhawatiran. Sebanyak 70% ekonom yang disurvei Reuters memperkirakan bulan depan ada pemangkasan 25 bps lagi.
Putusan The Fed
Kalau Reserve Bank Australia (RBA) di pekan ini memilih menahan suku bunga tidak berubah. Namun RBA memperkirakan baru memangkas di tahun depan, jika inflasi masih tinggi.
Di pekan depan tepatnya pada 17-18 Desember, bank sentral Amerika Serikat akan mengadakan pertemuan yang diperkirakan memutuskan pemangkasan suku bunga seperempat poin.
The Fed diperkirakan kembali menurunkan suku bunga pada 2025 hingga 2026. Penyebabnya, angka inflasi yang tinggi dan pasar tenaga kerja yang masih sehat.
Berbeda pandangan, Bank of Japan (BOJ) justru diperkirakan masih menahan suku bunga pada pertemuan di 18-19 Desember. Ini karena BOJ masih perlu banyak waktu untuk menganalisa risiko global dan efek kenaikan upah.
Ekonom yang disurvei Reuters memproyeksi, kenaikan bunga BOJ baru dilakukan Januari atau Maret 2025.