Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - SHANGHAI. Bank sentral China menahan suku bunga jangka pendek pada Kamis (27/9) meski Amerika Serikat (AS) menaikkan suku bunga acuan. Langkah People's Bank of China ini sudah diduga pasar.
The Fed yang menaikkan suku bunga acuan 25 basis point pada Rabu malam melihat bahwa pertumbuhan ekonomi AS lebih cepat daripada prediksi awal. Bank sentral memperkirakan, perlambatan akan sedikit terjadi tahun depan.
Di sisi lain, China yang selama ini melonggarkan kebijakan moneter, masih berupaya menahan biaya dana untuk menggenjot aktivitas ekonomi di tengah perang dagang dengan AS.
PBOC juga mengungkapkan, tidak menggelar operasi pasar terbuka karena likuiditas perbankan masih tinggi.
Sheng Songcheng, penasihat kebijakan bank sentral mengatakan bahwa kenaikan suku bunga tidak sesuai dengan situasi ekonomi China saat ini. Tiongkok perlu menurunkan biaya pendanaan untuk mendukung perusahaan-perusahaan dan menopang pertumbuhan yang stabil.
"Kenaikan suku bunga The Fed akan menambah tekanan pada yuan untuk jangka pendek. Tapi efeknya tidak besar kalau ekonomi China tetap stabil," kata Sheng seperti dikutip Reuters.
Sheng menambahkan, masih ada selisih suku bunga antara AS dan China. PBOC telah menaikkan suku bunga jangka pendek dan medium pada Maret lalu.
Selisih suku bunga antara obligasi acuan China dan AS sebesar 61 basis point. Pada bulan Juni, selisih ini melebar menjadi 70 basis point. Selisih suu bunga diperkirakan akan makin sempit pada akhir tahun.
Para analis memperkirakan, langkah kebijakan pelonggaran masih akan berlangsung di China dalam beberapa bulan mendatang. Langkah pelonggaran tambahan seperti penurunan lagi pencadangan perbankan, injeksi modal serta pemangkasan pajak bisa terjadi hingga tutup tahun.
"Tidak ada pertemuan kebijakan moneter reguler di China dan bank sentral bisa menyesuaikan tingkat bunga kapan pun," kata Frances Cheung, head of macro strategy for Asia di Westpac.
Saat ini suku bunga reverser repo 7 hari di China berada di 2,55%.