Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - WELLINGTON. Bank Sentral Selandia Baru (RBNZ) menahan suku bunga acuan di level 3,25% pada Rabu (9/7), namun menyatakan siap melonggarkan kebijakan moneter lebih lanjut jika tekanan inflasi jangka menengah terus mereda sesuai proyeksi.
Keputusan ini sejalan dengan jajak pendapat Reuters yang menunjukkan 19 dari 27 ekonom memperkirakan RBNZ akan mempertahankan suku bunga, untuk pertama kalinya sejak memulai siklus penurunan suku bunga pada Agustus 2024.
Baca Juga: Bank Sentral Australia (RBA) Tahan Suku Bunga di 3,85%, Pasar Terkejut
RBNZ telah memangkas suku bunga sebesar 225 basis poin sejak Agustus. Namun dengan inflasi saat ini sebesar 2,5% dan kekhawatiran bahwa ketegangan perdagangan dapat menambah tekanan harga, bank sentral mengambil pendekatan yang lebih hati-hati.
“Jika tekanan inflasi jangka menengah terus melandai sebagaimana diproyeksikan, Komite memperkirakan akan menurunkan Suku Bunga Acuan (OCR) lebih lanjut,” tulis RBNZ dalam pernyataan kebijakan moneternya.
“Prospek ekonomi masih sangat tidak pasti. Data lebih lanjut terkait kecepatan pemulihan ekonomi Selandia Baru, persistensi inflasi, dan dampak dari tarif perdagangan akan memengaruhi jalur kebijakan suku bunga di masa mendatang,” lanjut pernyataan tersebut.
Risalah rapat menyebut bahwa penurunan suku bunga akan mengikuti jalur yang telah diproyeksikan pada pertemuan Mei lalu.
RBNZ menjadi salah satu bank sentral pertama di dunia yang menarik stimulus era pandemi, dengan menaikkan suku bunga secara agresif sebesar 525 basis poin antara Oktober 2021 hingga September 2023 guna menjinakkan inflasi.
Namun, suku bunga tinggi berdampak pada anjloknya permintaan dan membuat ekonomi masuk ke jurang resesi tahun lalu.
Meskipun kini mulai bangkit, beberapa sektor masih lemah dan pemulihan ekonomi tertahan oleh kondisi global yang lesu serta kebijakan fiskal yang ketat.
Baca Juga: Dolar Selandia Baru Melemah pada Kamis (19/6) Meski Data PDB Kuat
RBNZ menyebut harga ekspor yang tinggi dan suku bunga rendah mendukung pemulihan, namun ketidakpastian kebijakan global dan tarif perdagangan diperkirakan akan menekan pertumbuhan ekonomi dunia.
“Hal ini kemungkinan akan memperlambat laju pemulihan ekonomi Selandia Baru dan mengurangi tekanan inflasi,” kata RBNZ.
Pasar memperkirakan, kelemahan ekonomi yang berkelanjutan akan memberikan ruang bagi RBNZ untuk kembali memangkas suku bunga setidaknya sekali lagi tahun ini.
RBNZ memperkirakan inflasi akan berada di batas atas target 1%-3% pada kuartal II dan III tahun 2025.