CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.925   -31,00   -0,20%
  • IDX 7.137   -77,78   -1,08%
  • KOMPAS100 1.092   -10,78   -0,98%
  • LQ45 871   -4,94   -0,56%
  • ISSI 215   -3,31   -1,52%
  • IDX30 446   -2,03   -0,45%
  • IDXHIDIV20 539   -0,53   -0,10%
  • IDX80 125   -1,22   -0,96%
  • IDXV30 135   -0,43   -0,32%
  • IDXQ30 149   -0,44   -0,29%

Bareng dengan musim flu, gelombang kedua virus corona di AS bisa lebih mengerikan


Rabu, 22 April 2020 / 09:02 WIB
Bareng dengan musim flu, gelombang kedua virus corona di AS bisa lebih mengerikan
ILUSTRASI. Pasien virus corona di New York


Sumber: CNN,Washington Post | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) mengingatkan potensi wabah virus corona gelombang kedua yang lebih berbahaya.

Direktur CDC Robert Redfield mengatakan kepada The Washington Post dalam sebuah wawancara, wabah virus corona kedua dapat muncul musim dingin ini bersamaan dengan musim flu sehingga membuat krisis kesehatan lebih mengerikan.

Baca Juga: WHO: Semua bukti menunjukkan virus corona tidak dibuat di laboratorium

"Ada kemungkinan bahwa serangan virus pada bangsa kita pada musim dingin tahun depan sebenarnya akan lebih sulit daripada yang baru saja kita lalui," kata Redfield.

"Kita akan mengalami epidemi flu dan epidemi coronavirus pada saat yang sama," tambahnya.

Meskipun ada obat-obatan untuk membantu mengobati, tetapi belum ada pengobatan atau vaksin yang disetujui untuk virus corona. Jadi, virus corona ini tetap infeksi yang mematikan.

Musim flu di AS berlangsung sejak September. Tahun lalu, flu itu menewaskan sedikitnya 34.200 orang Amerika, menurut data CDC. Selain itu, musim flu membuat sekitar 35,5 juta orang sakit.

Koordinator gugus tugas virus corona Gedung Putih, Dr. Deborah Birx memberi komentara ketika ditanya bagaimana pertemuan seperti virus corona dan flu musiman dapat memengaruhi rencana untuk membuka kembali negara itu.

"Kami sangat jelas dalam pedoman yang kami yakin dapat memantau. Sekali lagi, memantau masyarakat di tingkat masyarakat yang memiliki penyakit seperti influenza," katanya seperti dikutip CNN.

Baca Juga: Bukan hasil rekayasa lab, WHO: Asal usul Covid-19 kemungkinan berasal dari kelelawar



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×