kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bawa Isu Nazisme untuk Serang Ukraina, Tapi Tokoh Neo-Nazi Jadi Aset Rusia


Sabtu, 19 Maret 2022 / 16:49 WIB
Bawa Isu Nazisme untuk Serang Ukraina, Tapi Tokoh Neo-Nazi Jadi Aset Rusia
ILUSTRASI. Tim penyelamat bekerja di sisa-sisa bangunan yang rusak akibat serangan udara saat serangan Rusia berlanjut di Dnipro, Ukraina, dalam?foto yang dirilis pada Jumat (11/3/2022). Bawa Isu Nazisme untuk Serang Ukraina, Tapi Tokoh Neo-Nazi Jadi Aset Rusia


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA: Upaya Rusia menggunakan isu mencegah tumbuhnya paham nazisme sebagai pembenaran invasi terhadap Ukraina ternyata adalah alasan yang dibuat-buat karena justru tokoh neo-Nazi menjadi aset mereka sejak 2014.

Pengamat Komunikasi Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sahid, Algooth Putranto, mengatakan alasan nazisme justru mengada-ada karena partai beraliran Neo-Nazi di Ukraina adalah cabang dari gerakan Neo-Nazi yang lahir dan besar di Rusia.

“Partai Persatuan Slavia Ukraina adalah cabang organisasi Persatuan Nasional Rusia (RNU) yang merupakan organisasi Neo-Nazi. Tahun 2014, anggota RNU bergabung dengan pasukan pro-Rusia di Ukraina selama Perang di Donbass. Jadi aneh kalau alasan mencegah nazisme dipakai Rusia,” ujarnya dalam keterangannya, Sabtu (19/3).

Algooth menjelaskan Persatuan Nasional Rusia (RNU) adalah buah frustasi kesulitan ekonomi dan sosial yang dihadapi Rusia selama pembubaran Uni Sovyet di tahun 1990-an. Gerakan RNU resmi berdiri pada pada 16 Oktober 1990 sebagai sempalan dari Front Patriotik Nasional. 

Baca Juga: Serangan Udara Rusia Hantam Apartemen di Ibu Kota Ukraina, 1 Orang Tewas

“Pendirinya Alexander Barkashov yang ultra-nasionalis. Pada bulan Maret dan Mei 2014 dia pindah ke Ukraina Timur dan tinggal di Donetsk. Anaknya Barkashov bergabung dalam pasukan pro-Rusia di Ukraina,” tuturnya. 

Anggota RNU dikenali dengan seragam hitam dengan mengadopsi lambang swastika merah dan putih dan secara terbuka menyatakan kekaguman terhadap sosialisme nasional Jerman dan perayaan publik kebangkitan Nazi, meskipun organisasi tersebut secara resmi menolak dukungan apapun untuk ideologi Nazi. 

Gerakan ini menganjurkan pengusiran non-Rusia dan peningkatan peran lembaga tradisional Rusia seperti Gereja Ortodoks Rusia. Kelompok ini aktif tidak hanya di Rusia, tetapi juga di Estonia, Latvia, Lituania, dan Ukraina. 

Latvia memiliki All for Latvia yang bergabung dalam kelompok Aliansi Nasional, sementara Lithuania memiliki sosok Mindaugas Gervaldas yang berkiprah dalam Partai Demokrat Nasional Lituania (LNDP) dan Gerakan Buruh Nasional Lituania Bersatu.  

Sedangkan di Estonia ada kelompok Divisi Feuerkrieg. “Ini kelompok yang tahun 2020 mereka terkait dengan rencana penyerangan terhadap sebuah sinagoge di Las Vegas dan meledakkan bom mobil di kantor jaringan berita utama Amerika Serikat.

Sementara itu di Ukraina terdapat Partai Persatuan Slavia Ukraina yang dibentuk sebagai bagian dari Kongres Sipil Ukraina sebelum pemilihan parlemen Ukraina 1994. “Isu yang dibawa kelompok neo-Nazi di Ukraina ini sejalan dengan gerakan RNU.”  

RNU telah berusaha untuk menyatukan kelompok-kelompok nasionalis dengan mengorganisir jemaat Gereja Slavic (slavonic) dan jemaat Gereja Timur (sobors) di Rusia. Dalam waktu singkat di tahun 1993, RNU telah menjadi gerakan nasionalis Rusia yang paling menonjol.

Baca Juga: Tingkatkan Tekanan, AS Berencana Akhiri Hubungan Perdagangan Normal dengan Rusia

Selain terlibat dalam aksi politik, RNU melakukan latihan militer dan pelatihan taktis. Ketika krisis konstitusional Rusia tahun 1993 berlangsung, RNU secara militan mendukung parlemen Rusia dan Presiden Boris Yeltsin.




TERBARU

[X]
×