Sumber: Bloomberg | Editor: Hendra Gunawan
NEW YORK. Anjloknya bursa saham China pada akhir Agustus kemarin seakan menghentikan reli di bursa Amerika Serikat (AS) selama enam bulan terakhir.
Semalam (31/8), indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) melemah 0,5% dan bertengger di 9.496,28. Sementara, indeks S&P 500 merosot 0,81% menjadi 1.020,62.
Yang jelas, kekhawatiran pelaku pasar akan perekonomian China yang melambat mengakibatkan sejumlah barang komoditas turut melorot. Bahkan, fenomena ini mengakibatkan harga minyak jenis light sweet di bursa berjangka New York Mercantile Exchange (NYMEX) melemah di bawah US$ 70 per barel.
“Perekonomian China dan AS sangat berhubungan erat. Bursa saham mereka pun bergerak searah,” kata Michael Binger, Manajer Investasi Thrivent Asset Management.
Bahkan, Bloomberg mengabarkan, saat ini bursa saham China telah memasuki masa bearish kembali.