Sumber: Channel News Asia | Editor: S.S. Kurniawan
Di ibu kota Myanmar, Naypyidaw, pasukan bersenjata ditempatkan di luar asrama untuk anggota parlemen.
Seorang anggota parlemen NLD menggambarkannya sebagai "pusat penahanan terbuka", meskipun pada malam hari beberapa politisi mengatakan mereka bebas untuk pergi.
Sebuah pernyataan di halaman Facebook terverifikasi NLD menyerukan pembebasan Aung San Suu Kyi serta Presiden Win Myint dan semua anggota partai yang ditahan.
Mereka juga menuntut militer "mengakui hasil yang terkonfirmasi dari pemilihan umum 2020".
Baca Juga: Kudeta militer di Myanmar, AS beri peringatan bakal ambil tindakan
Seorang staf NLD menyebutkan, tidak ada kontak langsung dengan Suu Kyi, meskipun seorang tetangga melihatnya di kediamannya di Naypyidaw.
"Dia kadang berjalan di kompleks rumahnya untuk memberi tahu orang lain bahwa dia dalam keadaan sehat," kata staf pers NLD Kyi Toe kepada AFP seperti dilansir Channel News Asia.
Pada Selasa (2/2) malam, di Kota Yangon, pusat bisnis Myanmar, penduduk membunyikan klakson mobil dan memukul panci serta wajan sebagai bentuk protes atas kudeta militer, menyusul seruan di media sosial.
Beberapa meneriakkan "Hidup Bunda Suu".