kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Begini Pernyataan Putin Kepada Negara-Negara Barat Pasca Pelantikan Sebagai Presiden


Selasa, 07 Mei 2024 / 18:20 WIB
Begini Pernyataan Putin Kepada Negara-Negara Barat Pasca Pelantikan Sebagai Presiden
ILUSTRASI. Presiden Vladimir Putin dilantik untuk masa jabatan enam tahun yang baru pada Selasa.. Sputnik/Sergei Savostyanov/Pool via REUTERS


Sumber: Reuters | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Presiden Vladimir Putin dilantik untuk masa jabatan enam tahun yang baru pada Selasa. Upacara pengukuhan tersebut telah diboikot oleh Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya. 

Putin, yang berkuasa sebagai presiden atau perdana menteri sejak tahun 1999, memulai mandat barunya lebih dari dua tahun setelah ia mengirimkan puluhan ribu tentara ke Ukraina.

Pada usia 71 tahun, Putin mendominasi lanskap politik dalam negeri. Di panggung internasional, ia terlibat dalam konfrontasi dengan negara-negara Barat yang ia tuduh menggunakan Ukraina sebagai kendaraan untuk mencoba mengalahkan dan memecah belah Rusia.

Putin mengatakan kepada elite politik Rusia setelah disumpah bahwa ia tidak menutup dialog dengan negara-negara Barat, namun negara-negara Barat harus membuat pilihan sendiri mengenai cara berinteraksi dengan negaranya.

Baca Juga: AS dan Sejumlah Negara Uni Eropa Tak Kirim Utusan ke Pelantikan Putin

Dia mengatakan perundingan mengenai stabilitas nuklir strategis dengan Barat juga mungkin dilakukan, namun hanya dengan syarat setara.

“Kita adalah bangsa yang bersatu dan hebat dan bersama-sama kita akan mengatasi semua rintangan, kita akan mewujudkan semua yang telah kita rencanakan. Bersama-sama kita akan menang,” kata Putin.

Putin pada bulan Maret meraih kemenangan telak dalam pemilu yang dikontrol ketat di mana dua kandidat anti-perang dilarang karena alasan teknis.

Lawannya yang paling terkenal, Alexei Navalny, meninggal mendadak di koloni hukuman Arktik sebulan sebelumnya, dan kritikus terkemuka lainnya dipenjara atau terpaksa melarikan diri ke luar negeri.

Amerika Serikat, yang mengatakan mereka tidak menganggap pemilihan ulangnya berlangsung bebas dan adil, tidak menghadiri upacara pelantikan pada Selasa.

Inggris, Kanada dan sebagian besar negara Uni Eropa juga memutuskan untuk memboikot pengambilan sumpah tersebut, namun Prancis mengatakan akan mengirimkan duta besarnya.

 
 
 
 




TERBARU

[X]
×