Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hyundai Motor Company menguraikan strategi keuangan perusahaan pada gelaran CEO Investor Day 2024.
Chief Financial Officer Hyundai Motor Seung Jo Lee mengumumkan rencana investasi jangka menengah hingga panjang Hyundai Motor, target profitabilitas, program peningkatan nilai, dan kebijakan pengembalian kepada pemegang saham yang akan datang, semuanya merupakan elemen penting dalam melaksanakan strategi ‘Hyundai Way’ dengan sukses.
Hyundai Motor telah mengumumkan total investasi sebesar KRW 120,5 triliun untuk satu dekade mendatang, dimulai dari tahun 2024 hingga 2033.
Investasi ini lebih banyak KRW 11,1 triliun jika dibandingkan dengan tahun lalu. Rincian investasi mencakup KRW 54,5 triliun untuk Penelitian dan Pengembangan atau Research & Development (R&D), KRW 51,6 triliun untuk pengeluaran modal atau capital expenditure (capex), dan KRW 14,4 triliun untuk investasi strategis.
"Sejalan dengan strategi Hyundai Way, yang mencakup Hyundai Dynamic Capabilities, Mobility Game Changer, dan Energy Mobilizer, perusahaan menekankan rencana investasinya yang akan dilaksanakan dalam beberapa tahap," ujar dia dalam siaran pers yang diterima Kontan, Rabu (28/8) malam.
Di bawah strategi Hyundai Dynamic Capabilities, perusahaan berencana untuk berinvestasi total KRW 92,7 triliun. Ini mencakup KRW 37,4 triliun untuk R&D, KRW 50,8 triliun untuk capex, dan KRW 4,5 triliun untuk investasi strategis.
Baca Juga: Atasi Penurunan Permintaan EV Global, Hyundai Perkuat Bisnis Mobil Hybrid dan EREV
Investasi ini bertujuan untuk memperkuat daya saing Hyundai di era elektrifikasi, dengan fokus pada hybrid, EREV baru, arsitektur modular generasi berikutnya, dan teknologi baterai.
Di bawah strategi Mobility Game Changer, Hyundai Motor berencana untuk menginvestasikan KRW 22,1 triliun dalam software canggih dan arsitektur E/E, memanfaatkan keahlian perusahaan dalam pengembangan dan produksi hardware.
Investasi ini juga dimaksudkan untuk memperkuat upaya perusahaan dalam menghadirkan kendaraan otonomus di masa depan yaitu kendaraan yang terdefinisi oleh software, dan robotika.
Di bawah strategi Energy Mobilizer, Hyundai Motor berencana untuk menginvestasikan KRW 5,7 triliun untuk mengembangkan ekosistem dan rantai nilai hidrogen, lebih lanjut meningkatkan keahlian perusahaan yang sudah ada dalam energi hidrogen.
Hyundai Motor menargetkan Operating Profit Margin sebesar 9% hingga 10% pada tahun 2027 dan lebih dari 10% pada tahun 2030 melalui peningkatan biaya yang berkelanjutan untuk electric vehicles (EV) dan pengenalan model extended range electric vehicles (EREV).
Perusahaan mengharapkan untuk mencapai profitabilitas yang seimbang pada seluruh lini powertrain-nya, termasuk ICE, hybrid, EREV, dan EV pada tahun 2030.
Lebih lanjut, Hyundai Motor berencana untuk valuasi perusahaan dengan menerapkan konsep Total Shareholder Return (TSR). Sistem ini mencakup dividen, serta pembatalan dan pembelian kembali saham treasuri.
Baca Juga: Sejumlah Mobil Listrik Baru Siap Ramaikan Pasar Otomotif Nasional
Mulai tahun ini, Hyundai Motor telah berkomitmen untuk membayar dividen tahunan minimum sebesar KRW 10.000 kepada pemegang sahamnya. Perusahaan juga berencana untuk secara transparan mengomunikasikan alasan di balik pembelian kembali saham, baik dengan meningkatkan valuasi Hyundai Motor atau mendistribusikan saham tersebut kepada karyawan.
Dari tahun 2025 hingga 2027, Hyundai Motor akan menerapkan TSR lebih dari 35% yang proaktif dan berkelanjutan. Ini akan melibatkan pendekatan fleksibel antara jumlah dividen, pembelian kembali saham, dan pembatalan saham treasuri. Selama periode ini, perusahaan bertujuan untuk mencapai return on equity (ROE) rata-rata sebesar 11% hingga 12%.
Selama tiga tahun ke depan, Hyundai Motor akan memulai program pembelian kembali saham sesuai dengan TSR dengan total nilai hingga KRW 4 triliun. Jumlah tahunan akan ditentukan secara fleksibel berdasarkan target ROE perusahaan.
Selain itu, Hyundai Motor akan menawarkan dividen kuartal minimum sebesar KRW 2.500 atau mengalami peningkatan sebesar 25% dibandingkan tahun ini. Dalam hal pensiun atau pembelian kembali saham treasuri, perusahaan juga akan mempertimbangkan nilai saham preferennya.