Reporter: Asnil Bambani Amri, BBC | Editor: Asnil Amri
BEIJING. Hujan terlebat dalam 61 tahun erakhir mengguyur ibukota China, Beijing sepanjang akhir pekan ini. Akibat hujan tersebut mengakibatkan 10 orang meninggal dunia.
Curah hujan sebesar 18 inci di distrik Fangshan, Beijing terjadi selama 14 jam pada Sabtu (21/7) dan menjadi hujan terlebat yang terjadi di Beijing sejak 1951.
Hujan deras yang mengguyur Beijing itu mengakibatkan sebanyak 14.500 orang harus dievakuasi ke tempat aman, demikian laporan kantor berita Xinhua.
Di antara para korban tewas salah satunya adalah petugas kepolisian yang tersengat listrik. Sementara korban tewas lainnya akibat kecelakaan lalu lintas dan tertimpa bangunan runtuh.
Akibat lain hujan lebat it adalah sebagian jalan raya di Beijing terendam air dengan ketinggian rata-rata satu meter, sementara sebanyak 475 penerbangan ditunda yang mengakibatkan ribuan penumpang terlantar.
Hujan masih turun
Pada Minggu (22/7) cuaca di Beijing kembali cerah dan para petugas kebersihan mulai membersihkan kota dari berbagai sampah dan memperbaiki sejumlah kerusakan.
Sementara itu, media pemerintah mengabarkan hujan deras masih akan terjadi di timurlaut dan barat daya Cina.
Di Provinsi Shanxi yang terletak di sebelah utara hujan deras masih tejadi dan menewaskan sedikitnya empat orang.
Keempat orang itu tewas setelah mobil pick-up yang digunakan hanyut ke dalam sungai saat tengah menyeberangi jembatan.
Sedangkan di Provinsi Sichuan hujan mengakibatkan tanah longsor menewaskan enam orang penduduk, seperti disampaikan Badan Penanggulangan Banjir dan Kekeringan Sichuan kepada Xinhua.
Sementara itu, media pemerintah mengabarkan hujan deras masih akan terjadi di timurlaut dan barat daya Cina.