Reporter: Erindia Deviana, AP | Editor: Edy Can
TOKYO. Hujan deras yang menenggelamkan kawasan barat daya Jepang telah menewaskan 27 orang. Lima orang dilaporkan hilang akibat musibah ini.
Ribuan rumah dan ratusan jalan rusak, dan ratusan lahan dilaporkan longsor. Lebih dari seperempat juta orang terpaksa mengungsi saat banjir bandang di barat daya Jepang kemarin. Namun, pengungsi sudah dapat kembali ke rumah, Senin (16/7).
Di Yame, kota berpenduduk 69.000 jiwa di Prefektur Fukuoka, sebanyak 74 orang terpisah akibat banjir. Di kota ini, korban yang meninggal adalah Katsutoshi Matsumoto (70) yang terjebak dalam longsor saat keluar melihat sawah dan Shinobu Fueta (83) yang rumahnya terkubur lumpur .
Prefektur Fukuoka mencatat, kerusakan telah meluas lebih dari 4.300 rumah, 800 jalan dan 20 jembatan. Sedikitnya tercatat 518 tanah longsor, dan lebih dari 2.700 orang telah dievakuasi dari rumah masing-masing.
Musibah banjir ini terjadi akibat hujan deras yang melanda sebagian kawasan Jepang. Yoko Yoshika, istri dari pemenang penghargaan gaya potter Hagi-yaki, mengatakan para pekerja bergegas menimba air dengan ember plastik untuk menyingkirkan air yang mengalir ke toko mereka. "Hujan itu tampak seperti air terjun," ujarnya. “Itu sangat mengerikan.”
Walikota Kumi Takesua mengaku harus menyeberangi air setinggi lutut. “Wilayah kami sering mengalami hujan deras tiap tahun tapi belum pernah sampai seperti ini,” ujarnya. "Sawah dan jalan semuanya menjadi air sehingga Anda tidak tahu itu apa."
Petugas cuaca memperingatkan penduduk Jepang agar berhati-hati meski hujan telah mereda karena tanah masih lunak dan mudah longsor. Mereka menilai hujan yang kemungkinan terjadi setelah Senin lebih berbahaya bagi daerah tersebut.
Hujan sebelumnya terkonsentrasi di tempat tertentu dalam wilayah yang luas dari Jepang bagian selatan, memanjang sejauh utara ibukota Kyoto, di mana curah hujan melampaui 90 milimeter (3,5 inci) per jam.