Sumber: South China Morning Post,Xinhua | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Xinhua melaporkan, pada tanggal 1 April lalu, misalnya, penjaga pantai Tiongkok meluncurkan kampanye penegakan hukum selama delapan bulan bernama "Blue Sea 2020", yang salah satu tujuannya adalah untuk menindak "pelanggaran dalam eksplorasi dan eksploitasi minyak lepas pantai", serta konstruksi proyek kelautan dan pesisir .
Kampanye ini merupakan upaya multi-lembaga antara penjaga pantai dan transportasi, sumber daya alam, dan kementerian lingkungan.
Baca Juga: Laporan intelijen: Skenario terburuk, China harus siap konfrontasi senjata dengan AS
China sejauh ini hanya merilis akun operasi terbaru yang menargetkan pelanggaran domestik. Namun para diplomat dan pakar di wilayah tersebut meyakini arahan itu dapat diperluas ke perairan Laut China Selatan yang disengketakan.
China dan Vietnam mengalami bentrok bulan lalu akibat sebuah insiden yang melibatkan tabrakan antara kapal pengintai maritim Tiongkok dan kapal nelayan Vietnam di dekat Pulau Paracel. Masing-masing pihak menuding mereka ditabrak dengan sengaja.
Baca Juga: Wah, pesawat pembom siluman terbaru China diprediksi akan melakukan debut tahun ini
China mengklaim lebih dari 80% laut yang kaya energi dan semakin tegas dalam menghalangi penuntut lain seperti Vietnam, Filipina, dan Malaysia, dari mengeksploitasi sumber daya minyak, gas, dan perikanan di wilayah tersebut.