Sumber: South China Morning Post | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Kapal induk dari Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat (People's Liberation Army/PLA) akan mengambil bagian dalam latihan kesiapan tempur musim panas ini di Laut China Selatan. Aksi ini kemungkinan akan meningkatkan kekhawatiran di Taipei. Sebab, banyak yang khawatir, tujuan China untuk menggelar latihan di Laut China Selatan bertujuan untuk merebut wilayah yang dikuasai Taiwan. Namun, sejumlah pengamat politik memiliki pandangan lain.
Melansir South China Morning Post, pada awal bulan ini, Kyodo News Jepang melaporkan bahwa PLA merencanakan latihan pendaratan pantai skala besar di dekat provinsi Hainan pada Agustus. Latihan militer ini mensimulasikan pengambilalihan Kepulauan Pratas - wilayah di utara Laut China Selatan yang dikendalikan oleh Taiwan.
Baca Juga: Akhirnya terkuak! China sudah ingin menguasai Laut China Selatan sejak 2010
"Kapal induk China akan melewati Kepulauan Pratas dalam perjalanannya ke lokasi latihan di tenggara Taiwan di Laut Filipina," kata sumbe orang dalam militer, yang meminta tidak disebutkan namanya karena sensitivitas masalah ini, kepada South China Morning Post.
Menurut sumber tersebut, tidak jelas apakah keduanya Liaoning -satu-satunya kapal induk PLA yang telah mencapai kemampuan operasi awal- dan Shandong, yang ditugaskan pada akhir tahun lalu, akan mengambil bagian dalam latihan, atau hanya salah satunya.
Baca Juga: Korea Utara dukung China soal Hong Kong, kecam campur tangan AS
Sementara bagian lain dari armada laut akan terlibat dalam latihan pendaratan di lokasi pelatihan di dekat Hainan, sekitar 600 km (370 mil) ke barat daya Pratas - juga dikenal sebagai Kepulauan Dongsha atau Tungsha.
"Hanya ada 200 tentara Taiwan yang ditempatkan di Pratas, sehingga tidak masuk akal bagi PLA untuk mengerahkan kapal induk besar untuk mengambil pulau sekecil itu," katanya, seraya menambahkan bahwa latihan pendaratan hanyalah bagian dari program pelatihan reguler militer.
Dia menambahkan, "PLA harus menguji semua pesawatnya, kapal perang, dan persenjataannya di Laut China Selatan untuk mengukur kesiapan tempur dan kemampuan tempurnya di perairan tropis."
Baca Juga: Jenderal China: Beijing akan hancurkan setiap gerakan separatis oleh Taiwan
Lu Li-Shih, mantan instruktur di Akademi Angkatan Laut Taiwan di Kaohsiung, mengatakan bahwa alasan utama PLA tidak akan mencari alasan untuk merebut pulau-pulau yang dikontrol Taiwan di perairan yang disengketakan adalah karena mereka tidak lagi memiliki nilai strategis yang sama untuk Beijing.
"Baik Pratas dan Pulau Taiping dalam rantai Spratly telah kehilangan kepentingan geostrategis mereka sejak daratan mengembangkan delapan pulau buatan (di Laut China Selatan)," katanya.
Baca Juga: Kecaman Pemimpin Hong Kong: Trump membuat kesalahan besar dengan memutuskan hubungan
Lu juga menjelaskan, Beijing memiliki tiga lapangan terbang seluas 3.000 meter di pulau-pulau buatannya di dekatnya, dan masing-masing dapat mengakomodasi semua jenis pesawat militer dan sipil.
Taiwan bahkan tidak lagi memiliki jet tempur di Pratas atau Taiping, kata Lu.