kontan.co.id
banner langganan top
Rabu, 5 Maret 2025 | : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.709.000   5.000   0,29%
  • USD/IDR 16.334   116,00   0,71%
  • IDX 6.539   158,76   2,49%
  • KOMPAS100 952   26,14   2,82%
  • LQ45 748   22,93   3,16%
  • ISSI 200   4,44   2,27%
  • IDX30 390   11,22   2,96%
  • IDXHIDIV20 469   13,45   2,95%
  • IDX80 108   3,04   2,89%
  • IDXV30 110   2,40   2,22%
  • IDXQ30 128   3,37   2,71%
  • EMAS 1.709.000   5.000   0,29%
  • USD/IDR 16.334   116,00   0,71%
  • IDX 6.539   158,76   2,49%
  • KOMPAS100 952   26,14   2,82%
  • LQ45 748   22,93   3,16%
  • ISSI 200   4,44   2,27%
  • IDX30 390   11,22   2,96%
  • IDXHIDIV20 469   13,45   2,95%
  • IDX80 108   3,04   2,89%
  • IDXV30 110   2,40   2,22%
  • IDXQ30 128   3,37   2,71%
  • EMAS 1.709.000   5.000   0,29%
  • USD/IDR 16.334   116,00   0,71%
  • IDX 6.539   158,76   2,49%
  • KOMPAS100 952   26,14   2,82%
  • LQ45 748   22,93   3,16%
  • ISSI 200   4,44   2,27%
  • IDX30 390   11,22   2,96%
  • IDXHIDIV20 469   13,45   2,95%
  • IDX80 108   3,04   2,89%
  • IDXV30 110   2,40   2,22%
  • IDXQ30 128   3,37   2,71%

Benarkah virus corona baru hasil mutasi lebih berbahaya? Ini kata WHO


Selasa, 22 Desember 2020 / 08:00 WIB
Benarkah virus corona baru hasil mutasi lebih berbahaya? Ini kata WHO
ILUSTRASI. Benarkah virus corona baru hasil mutasi lebih berbahaya? Ini kata WHO. Fabrice Coffrini/Pool via REUTERS/File Photo


Reporter: kompas.com | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - Genewa. Varian virus corona baru hasil mutasi diperkirakan lebih menular dan mematikan. Namun, Organisasi Kesehatan Sedunia ( WHO) menilai kabar tersebut tidak berdasar.

WHO sedang memperlajari varian virus corona yang ditemukan di Inggris dan Afrika Selatan. WHO menambahkan tidak ada bukti bahwa virus itu lebih mematikan atau lebih parah dari varian umum, dan hal terbaik yang bisa dilakukan masyarakat adalah berusaha meredam penularan.

Dalam pengarahan rutin di markas WHO di Jenewa, para pejabat mengatakan mereka terus menerima data mengenai varian itu dan ada laporan dari Inggris bahwa varian baru itu bisa lebih mudah menular. Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan kepada para wartawan bahwa mereka bekerja sama dengan para ilmuwan untuk memahami bagaimana perubahan genetika ini berdampak pada cara virus itu berperilaku.

Dia menekankan bahwa mutasi virus corona bukan hal baru. "Virus-virus bermutasi setiap saat; itu alami dan sudah diperkirakan sebelumnya," ungkap Tedros.

Baca juga: Syarat Rapid test & PCR untuk bepergian tidak berlaku bagi kelompok umur ini

Tedros mengatakan mencegah penyebaran virus itu secepatnya merupakan langkah yang sangat membantu. “Semakin lama kita biarkan virus menyebar, semakin besar peluang virus itu berubah,” katanya.

Dia menambahkan pemerintah dan rakyat di seluruh dunia harus mengambil langkah pencegahan yang diperlukan untuk membatasi penularan virus corona.

Sementara itu, presiden AS terpilih Joe Biden menerima vaksin COVID-19 di Rumah Sakit ChristianaCare di Newark, negara bagian Delaware, hari Senin (21/12/2020). Biden mendapat suntikan pertama vaksin buatan Pfizer-BioNTech. Suntikan diberikan oleh Tabe Masa, perawat dan kepala Unit Kesehatan Pegawai pada RS itu.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "WHO: Tak Ada Bukti Varian Baru Virus Corona Lebih Mematikan",

Editor : Ardi Priyatno Utomo

Selanjutnya: Vaksin corona gratis, ini anggaran yang disiapkan Menteri Sri Mulyani



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×