Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Para ilmuwan menemukan bahwa meteor yang jatuh di salah satu desa di Australia pada 1969 ternyata berisi materi tertua yang pernah ditemukan di bumi.
Materi tersebut dinamakan stardust yang usianya lebih tua miliaran tahun dari usia tata surya kita.
Baca Juga: Stasiun luar angkasa China Tiangong-1 jatuh ke Bumi Senin besok
Mengutip Reuters, Selasa (14/1), stardust,lebih tua dari 40 butiran debu kecil yang terperangkap di dalam pecahan meteor yang pernah ditemukan di sekitar kota Murchison di negara bagian Victoria, yang berusia sekitar 7 miliar tahun lalu sebelum matahari, Bumi dan tata surya terbentuk, kata para peneliti.
Para peneliti juga menemukan fakta bahwa semua bintik debu yang dianalisis, berasal sebelum pembentukan tata surya, yang dikenal dengan nama butiran presolar, 60% di antaranya berusia antara 4,6 miliar dan 4,9 miliar tahun dan 10% berasal berusia lebih dari 5,6 miliar tahun lalu.
Baca Juga: Saksikan hujan meteor akhir pekan ini
Philipp Heck, kurator associate di Field Museum di Chicago yang memimpin penelitian mengatakan, stardust mewakili kapsul waktu sebelum tata surya terbentuk. Distribusi usia debu, banyak butiran terkonsentrasi pada interval waktu tertentu, memberikan petunjuk tentang tingkat pembentukan bintang di galaksi Bima Sakti.
"Meskipun telah bekerja pada meteorit Murchison dan butiran presolar selama hampir 20 tahun, saya masih terpesona bahwa kita dapat mempelajari sejarah galaksi kita dengan batu," tambah Heck.
Baca Juga: Batuan luar angkasa meledak di Samudra Atlantik
Butirnya kecil, berukuran mulai 2 hingga 30 mikrometer. Stardust merupakan material yang keluar dari bintang-bintang dan diterbangkan ke ruang antar bintang.
Selama kelahiran tata surya, debu ini masuk ke dalam segala sesuatu yang terbentuk seperti planet-planet dan matahari, tetapi yang bertahan sampai sekarang hanya ada di asteroid dan komet.