kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.504.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.932   28,00   0,18%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Bentrokan China-India, keluarga: Pasukan India tak bersenjata dan disergap tiba-tiba


Senin, 06 Juli 2020 / 11:21 WIB
Bentrokan China-India, keluarga: Pasukan India tak bersenjata dan disergap tiba-tiba
ILUSTRASI. Korban tentara India yang berkonflik dengan China. REUTERS/Stringer


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - NEW DELHI. Bentrokan yang terjadi antara pasukan India dengan tentara China pada bulan lalu masih menyisakan cerita. Melansir Reuters, keluarga dari sejumlah tentara India yang tewas dalam pertempuran jarak dekat dengan pasukan China menceritakan, pasukan Indoa dikepung oleh pasukan China yang jumlahnya lebih banyak di punggung bukit yang curam. Hal itu diungkapkan oleh sumber pemerintah India yang tidak mau namanya disebut kepada Reuters.

Seorang ayah dari korban tentara India bilang, salah satu pasukan dilukai pada bagian tenggorokan dengan menggunakan paku logam dalam kegelapan. Dia mendapatkan informasi ini dari seorang rekan prajurit yang ada di lokasi kejadian. Sejumlah pasukan lain tewas karena mereka terjatuh di perairan yang membeku di sungai Galwan di Himalaya barat.

Dalam bentrokan pada 15 Juni di perbatasan de facto, 20 tentara India. Kesemua korban merupakan prajurit anggota Resimen Bihar ke-16 yang dikerahkan di wilayah Galwan.

Baca Juga: Inggris investasikan US$ 500 juta di perusahaan satelit India

Dalam kejadian itu, tidak ada tembakan yang diletuskan. Meski demikian, bentrokan itu merupakan pertempuran dengan korban jiwa terbesar antar negara bertetangga yang bersenjata nuklir itu sejak 1967. Pada waktu itu, sengketa perbatasan yang memanas akhirnya meletus menjadi pertempuran mematikan.

Reuters mewawancarai keluarga dari 13 pria yang tewas. Dalam lima kasus yang ada diketahui bahwa sertifikat kematian para korban mencantumkan cedera mengerikan yang diderita selama bentrokan enam jam saat malam hari pada ketinggian 14.000 kaki (4.267 meter) di tengah-tengah pegunungan terpencil yang tandus.

Baca Juga: Tegang di Hilamaya, Asia Selatan jadi hotspot baru yang bisa memicu perang

Reuters menghubungi rumah sakit militer di wilayah Ladakh India di mana mayat-mayat itu dibawa. Rumah sakit menolak mengomentari penyebab kematian dan mengatakan bahwa mayat-mayat itu dikirim ke keluarga bersama dengan sertifikat kematian.

Baca Juga: Kirim pesan kepada China, Jepang dan India gelar latihan perang di Samudera Hindia

Kementerian pertahanan India tidak menanggapi pertanyaan tentang pertempuran pada 15 Juni yang dilayangkan Reuters.

Menanggapi permintaan Reuters, seorang juru bicara kementerian luar negeri China mengulangi pernyataan sebelumnya yang menyalahkan pihak India karena menyeberangi perbatasan de facto dan memprovokasi China.

Baca Juga: Dilarang di India, TikTok pastikan tidak berikan data pengguna ke pemerintah China

"Ketika para perwira dan prajurit Tiongkok pergi ke sana untuk bernegosiasi, mereka tiba-tiba dan dengan kasar diserang oleh pasukan India," kata juru bicara itu. “Hak dan kesalahan insiden itu sangat jelas. Tanggung jawab sama sekali tidak terletak pada orang China.”

Namun, China belum memberikan bukti agresi India. Kementerian pertahanan China tidak menanggapi permintaan komentar.



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×