Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - KUALA LUMPUR. Pada Selasa (18/2/2025), Huawei menggelar peluncuran global untuk ponsel lipat tiga pertama di industri.
Menurut para analis, peluncuran ini menandai kemenangan simbolis bagi raksasa teknologi China di tengah pembatasan teknologi AS.
Meski demikian, tantangan atas harga, umur panjang, pasokan, dan kendala aplikasi dapat membatasi keberhasilannya.
Melansir AFP, Huawei mengatakan pada acara peluncuran di Kuala Lumpur bahwa Huawei Mate XT, yang pertama kali diperkenalkan di Tiongkok lima bulan lalu, akan dibanderol dengan harga 3.499 euro (US$ 3.662).
Meskipun dijuluki ponsel lipat tiga, ponsel ini memiliki tiga panel mini dan hanya dapat dilipat dua kali.
Perusahaan tersebut mengatakan bahwa ponsel ini adalah ponsel lipat tertipis dengan ketebalan 3,6 milimeter (0,14 inci), dengan layar 10,2 inci yang mirip dengan iPad Apple.
"Saat ini, Huawei berdiri sendiri sebagai inovator dengan desain lipat tiga," kata Bryan Ma, wakil presiden penelitian perangkat pada firma intelijen pasar International Data Corporation.
Dia menambahkan, "Huawei mencapai posisi tersebut meskipun tidak mendapatkan akses ke chip, ke layanan Google. Semua hal ini pada dasarnya telah menjadi hambatan besar bagi Huawei."
Baca Juga: Xi Jinping Bertemu Para Bos Teknologi, China Isyaratkan Kebijakan Lebih Ramah Bisnis
Ma menambahkan bahwa kebangkitan yang terlihat dari Huawei selama setahun terakhir merupakan kemenangan yang cukup besar.
Huawei, merek teknologi global pertama Tiongkok, berada di pusat pertempuran AS-Tiongkok atas perdagangan dan teknologi.
Washington pada tahun 2019 memutus akses Huawei ke komponen dan teknologi AS, termasuk layanan musik Google dan layanan telepon pintar lainnya, yang membuat ponsel Huawei kurang menarik bagi pengguna.
Washington juga melarang vendor global menggunakan teknologi AS untuk memproduksi komponen bagi Huawei.
Pejabat Amerika mengatakan Huawei merupakan risiko keamanan, yang dibantah oleh perusahaan tersebut.
Pemerintah Tiongkok menuduh Washington menyalahgunakan peringatan keamanan untuk menahan pesaing baru bagi perusahaan teknologi AS.
Baca Juga: Yang Ditunggu-tunggu, Ini Pesan Xi Jinping kepada Jack Ma dan Bos Teknologi China