Sumber: Business Insider | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Informasi saja, mania keuangan bisa disebut juga gelembung ekonomi adalah situasi di mana harga aset jauh lebih tinggi daripada yang dapat dibenarkan oleh fundamental yang mendasarinya.
Gelembung terkadang disebabkan oleh proyeksi yang tidak mungkin dan terlalu optimis tentang masa depan. Ini juga dapat digambarkan sebagai harga yang sangat melebihi nilai intrinsik aset.
Jika bitcoin mengikuti pola itu, harganya akan turun menjadi kisaran US$ 34.000 dan US$ 37.000 pada bulan Oktober. Tetapi Jackson mengatakan penurunan yang lebih curam mungkin terjadi, dan aset digital bisa turun di bawah US$ 30.000.
Tetapi, ahli dari Investo memperingatkan, skenario itu jauh dari pasti. “Tahun lalu, kami berbicara tentang bitcoin yang turun di bawah US$ 10.000, tetapi malah mencapai puncaknya sekitar US$ 68.000,” katanya.
Baca Juga: Ungguli Bitcoin dan Lainnya, Harga Mata Uang Kripto Ini Melonjak Tinggi
Namun ada tanda-tanda yang berkembang bahwa investor khawatir tentang prospek bitcoin dan cryptocurrency.
Bank investasi UBS menerbitkan catatan pada minggu lalu yang melihat apakah ada kemungkinan pasar kripto menuju "musim dingin" terbaru - periode ketika harga turun tajam dan gagal pulih selama lebih dari setahun.
Menurut analis UBS, yang dipimpin oleh James Malcolm, kenaikan suku bunga dari Federal Reserve pada tahun 2022 dapat mengurangi daya tarik cryptocurrency seperti bitcoin di mata banyak investor.
Mereka juga mengatakan ada juga kesadaran yang berkembang di antara investor kripto bahwa bitcoin bukanlah "uang yang lebih baik," karena sangat fluktuatif dan pasokannya yang terbatas membuatnya tidak fleksibel.