Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - Investor kawakan Robert Kiyosaki dan CEO JPMorgan Jamie Dimon mengeluarkan lebih banyak peringatan buruk tentang perekonomian dan badai ekonomi yang akan datang.
Kiyosaki, penulis buku laris Rich Dad Poor Dad ini mengungkapkan, kaum liberal dan pencinta lingkungan harus disalahkan atas pengurangan produksi minyak, sehingga menyebabkan inflasi tinggi.
Sementara, dia bilang, stimulus untuk pekerja tidak bekerja atau berdampak.
Menurut Kiyosaki, inflasi membunuh peritel, bahkan perusahaan raksasa seperti Target dan Walmart. "Pembeli kehabisan uang," katanya di Twitter, Senin (30/5), seperti dikutip Bitcoin.com.
"Saham/obligasi jatuh. Depresi dan kerusuhan sipil akan datang," ungkap dia. "Minyak sumber kehidupan peradaban".
Baca Juga: Bikin Ngeri, Robert Kiyosaki Beri Lebih Banyak Peringatan Buruk tentang Ekonomi AS
Sebelumnya, Kiyosaki memperingatkan tentang depresi yang akan segera terjadi. Pada April lalu, dia memberi peringatan tentang depresi dan hiperinflasi, menyarankan investor untuk membeli emas, perak, serta Bitcoin.
"Kabar buruk. Depresi datang," kicaunya pada Jumat (27/5) pekan lalu.
Pada April, Kiyosaki menyatakan, obligasi adalah investasi paling berisiko dalam krisis global. "Tragisnya, investor rookie mengikuti saran rookie dari campuran 60 (saham) 40 (obligasi),” sebutnya.
Lalu, awal bulan ini, Kiyosaki mengaku tetap bullish dengan Bitcoin dan berencana untuk membeli lebih banyak BTC ketika menyentuh harga terendah. Dia memperkirakan, harga Bitcoin bisa jatuh ke US$ 9.000.
Tapi, "Bitcoin adalah masa depan uang," tegasnya.
Baca Juga: Kabar Buruk, Robert Kiyosaki Proyeksi Harga Bitcoin Bisa Jatuh ke Posisi Ini
Sementara Jamie Dimon memperingatkan tentang badai ekonomi yang akan datang.
"Ini badai," seru Dimon di konferensi keuangan yang disponsori oleh Alliancebernstein Holdings, Rabu (1/6), seperti dikutip Bitcoin.com.
"Saat ini agak cerah, semuanya baik-baik saja, semua orang berpikir The Fed bisa mengatasinya," ujar dia.
Tapi, "Badai itu ada di luar sana, di ujung jalan yang akan datang ke arah kita. Kita hanya tidak tahu, apakah itu kecil atau Superstorm Sandy. Anda sebaiknya bersiap-siap," pesannya.
Baca Juga: Siap-Siap! CEO JPMorgan Peringatkan Badai Ekonomi akan Datang
Sebelumnya, pada Mei lalu, CEO JPMorgan mengatakan, akan ada “awan badai”. Namun, dia sekarang telah merevisi ramalannya.
"Saya bilang ada awan badai, itu awan badai besar, ini badai," dia memperingatkan. "JPMorgan menguatkan diri dan kami akan sangat konservatif dengan neraca kami".
Dimon menyorot beberapa masalah utama. Pertama, The Fed bisa melakukan program pembelian obligasi darurat lalu mengurangi neraca dan quantitative tightening (QT) yang akan dimulai bulan ini.
"Kami tidak pernah memiliki QT seperti ini, jadi Anda sedang melihat sesuatu yang dapat Anda tulis dalam buku sejarah selama 50 tahun terakhir," ungkapnya.
Baca Juga: Harga Bitcoin Melorot Hari Ini, Sentimen Tetap Bearish
"Bank sentral tidak punya pilihan karena ada terlalu banyak likuiditas dalam sistem. Mereka harus menghapus sebagian likuiditas untuk menghentikan spekulasi, mengurangi harga rumah dan hal-hal seperti itu," imbuh dia.
Kedua, perang Rusia dan Ukraina dan dampaknya terhadap harga komoditas, termasuk makanan dan bahan bakar. Dia memperingatkan, harga minyak berpotensi mencapai US$ 150 hingga US$ 175 per barel.
Menurut Dimon, perang Rusia dan Ukraina bisa menjadi buruk dan ada konsekuensi yang tidak diinginkan.
"Kita tidak mengambil tindakan yang tepat untuk melindungi Eropa dari apa yang akan terjadi pada minyak dalam jangka pendek," sebutnya.