Sumber: Al Jazeera | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Amerika Serikat pada hari Selasa (9/5) mengumumkan adanya paket bantuan militer baru untuk Ukraina dengan nilai mencapai US$ 1,2 miliar.
Mengutip Al Jazeera, paket bantuan militer ini akan mencakup sistem pertahanan udara, artileri konvensional dan amunisi kontra-drone, layanan citra satelit dan pendanaan untuk pelatihan militer.
Ukraina juga akan menerima teknologi untuk memungkinkan integrasi peluncur, rudal, dan radar pertahanan udara Barat dengan sistem pertahanan udara asli Ukraina.
"Rusia telah meluncurkan gelombang rudal ke Ukraina, yang militernya mahir menjatuhkannya. Paket itu juga berisi amunisi untuk menembak jatuh sistem udara tak berawak," kata Departemen Pertahanan AS dalam sebuah pernyataan.
Baca Juga: Rusia Lancarkan Serangan Skala Besar ke Ukraina Jelang Perayaan Victory Day
Kota-kota di Ukraina belakangan ini memang jadi sasaran empuk dari serangan udara militer Rusia. Sejumlah rudal dan drone Rusia menargetkan Kyiv dan kota-kota penting lainnya.
Saat ini Ukraina sedang bersiap menghadapi gelombang serangan baru yang telah diantisipasi jauh-jauh hari. Sayangnya, paket bantuan militer baru AS sepertinya belum akan tiba di medan perang dalam waktu dekat karena masih harus mendapatkan kepastian dari industri pertahanan atau mitra AS lainnya.
Pertimbangan dari pihak industri memang diwajibkan untuk menghindari potensi kehabisan stok persenjataan di tubuh militer AS. Meski penting, namun proses ini membuat waktu pengiriman bantuan militer menjadi lebih panjang.
Baca Juga: Intelijen AS: Untuk Saat Ini Rusia Tidak Mungkin Menggunakan Senjata Nuklir
Sepanjang tahun fiskal 2023, dimulai 1 Oktober 2022, Departemen Pertahanan AS telah memberikan bantuan militer ke Ukraina dengan nilai mencapai US$ 5 miliar.
Semua bantuan tersebut diberikan di bawah koridor Inisiatif Bantuan Keamanan Ukraina dalam empat tahap terpisah. Pada tahun fiskal 2022, AS menghabiskan dana ini senilai US$ 6,3 miliar.
AS juga telah mengirimkan lebih dari US$ 35 miliar senjata ke Ukraina menggunakan otoritas penarikan presiden. Metode ini memberi wewenang kepada presiden untuk mentransfer peralatan dan layanan dari stok AS tanpa persetujuan kongres selama keadaan darurat.