Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Presiden Amerika Serikat (AS) akhirnya berkesempatan untuk menghubungi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu melalui telepon pada hari Rabu (17/2). Diskusi ini akhirnya terlaksana setelah penundaan yang cukup lama.
Israel sebagai sekutu dekat AS justru mendapat giliran telepon yang agak terlambat jika dibanding negara lain seperti Jepang bahkan China. Spekulasi yang berkembang mengatakan bahwa Biden kurang menyukai hubungan dekat Netanyahu dengan mantan Presiden Donald Trump.
Berbeda dengan Biden, Trump langsung menghubungi Netanyahu dua hari setelah dilantik sebagai Presiden AS pada tahun 2017 lalu.
Penundaan obrolan dengan Netanyahu juga dianggap oleh para analis sebagai tanda bahwa Biden tidak ingin terlihat mendukung Netanyahu menjelang pemilihan umum Israel pada 23 Maret.
Meskipun demikian, Netanyahu adalah pemimpin Timur Tengah pertama yang dihubungi Biden. Banyak yang menganggap bahwa ini merupakan sinyal positif untuk hubungan kedua negara.
Baca Juga: Iran: Kami hanya ingin aksi Amerika soal kesepakatan nuklir, bukan kata-kata
Dilansir dari Reuters, Biden dan Netanyahu berbicara selama sekitar satu jam tentang berbagai masalah termasuk ancaman dari Iran serta perkembangan hubungan Israel dengan negara-negara Arab.
"Itu percakapan yang bagus," ungkap Biden kepada wartawan di Oval Office.
Lebih lanjut, Gedung Putih juga mengatakan bahwa mereka turut membahas upaya untuk melanjutkan konsultasi lebih dalam terkait tentang Iran dan nuklirnya.
Ada perbedaan pandangan terkait Iran dan Palestina
Biden mengatakan kepada Netanyahu bahwa dia bermaksud memperkuat kerja sama pertahanan dengan Israel. Secara khusus, ia menggarisbawahi pentingnya bekerja menuju perdamaian antara Israel dan Palestina.
Baca Juga: Biden: China akan sulit menjadi pemimpin dunia jika masih terlibat pelanggaran HAM