Sumber: TASS | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Amerika Serikat tidak berupaya meningkatkan ketegangan dengan Rusia, tetapi tindakan Moskow akan memiliki konsekuensi, Presiden AS Joe Biden menegaskan.
"Berkenaan dengan Rusia, saya menjelaskan kepada Presiden Vladimir Putin bahwa meskipun kami tidak mencari eskalasi, tindakan mereka memiliki konsekuensi," tegas Biden dalam pidatonya di Kongres AS, Rabu (28/4), seperti dikutip TASS.
"Saya menanggapi dengan cara langsung dan proporsional terhadap campur tangan Rusia dalam pemilihan umum dan serangan dunia maya terhadap pemerintah dan bisnis kami, dan mereka melakukan keduanya dan saya merespons," kata dia.
Biden menambahkan, Moskow dan Washington dapat bekerja sama jika itu untuk kepentingan bersama. "Seperti yang kami lakukan saat memperpanjang perjanjian tentang senjata nuklir New START, dan saat kami bekerja untuk menangani krisis iklim," ujarnya.
"Saya menjaga komitmen saya untuk mengadakan pertemuan puncak iklim di sini, di Amerika, dengan semua ekonomi utama dunia, dari China dan Rusia hingga India dan Uni Eropa, dalam 100 hari pertama saya," kata Biden.
Baca Juga: Menlu Rusia: Hubungan AS-Rusia lebih buruk daripada selama Perang Dingin
Pada 15 April, Biden menandatangani perintah eksekutif untuk menjatuhkan sanksi kepada Rusia. Misalnya, melarang perusahaan AS membeli surat utang Rusia yang dikeluarkan oleh bank sentral, Dana Kekayaan Nasional, dan Kementerian Keuangan.
Kemudian, Departemen Perdagangan AS menjatuhkan sanksi pada 16 organisasi dan 16 individu, yang diduga bertanggungjawab atas campur tangan Rusia dalam Pemilihan Presiden AS.
Selain itu, Amerika Serikat mengusir sepuluh diplomat negeri beruang merah, yang dianggap sebagai "perwakilan badan intelijen Rusia."
Pada 16 April, Rusia mengumumkan tindakan balas. Duta Besar AS disarankan untuk pergi ke Washington untuk konsultasi. Rusia meminta sepuluh diplomat AS untuk meninggalkan Moskow.
Lalu, Rusia melarang masuk delapan petahana dan mantan pejabat tinggi serta tokoh AS, yang telah terlibat dalam merancang dan mengejar kebijakan anti-Rusia. Contohnya, jaksa agung, direktur FBI, direktur Badan Intelijen Nasional, dan menteri dalam negeri.