Sumber: The Motley Fool | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Investor triliuner Bill Ackman kembali menjadi sorotan setelah mengkritik strategi diversifikasi yang terlalu luas dalam berinvestasi.
Ia menyebut pendekatan itu sebagai bentuk kemalasan, khususnya bagi investor yang tidak memahami secara mendalam saham yang mereka beli.
Ackman adalah pendiri dan pengelola Pershing Square Capital Management, perusahaan manajemen investasi dengan aset sekitar US$12 miliar. Portofolio saham Pershing dikenal sangat terkonsentrasi, hanya terdiri dari belasan saham terpilih.
Dalam sebuah pidato tahun 2010 yang kembali dikutip, Ackman menyatakan bahwa sebagian besar investor menyebar terlalu banyak investasi karena tidak melakukan riset memadai. “Diversifikasi menutupi ketidaktahuan,” ujarnya.
Baca Juga: Ungguli Pasar Selama 20 Tahun, Ini 5 Investasi Terbaik Miliarder Bill Ackman
Ia menegaskan bahwa strategi terbaik adalah memahami secara mendalam beberapa perusahaan, bukan memiliki ratusan saham yang tidak dipahami.
Pernyataan Ackman memang terdengar tajam, namun sejalan dengan pandangan investor legendaris Warren Buffett. Keduanya beranggapan bahwa diversifikasi adalah bentuk perlindungan terhadap kurangnya pengetahuan.
Namun, pendekatan ini tidak cocok untuk semua orang. Banyak investor ritel tidak memiliki waktu, sumber daya, atau keahlian untuk menganalisis saham secara mendalam.
Mereka seringkali berinvestasi di luar pemahaman mereka, atau hanya mengikuti tren tanpa memahami risiko mendasar.
Kondisi ini membuat strategi diversifikasi menjadi penting, terutama bagi investor dengan keterbatasan informasi atau pengalaman. Dengan menyebar investasi di berbagai sektor, risiko kerugian besar dapat ditekan.
Baca Juga: Kisah Hedge Fund Ternama AS Bill Ackman Bangkit dari Titik Terendah dalam Hidupnya
Selain itu, tidak semua orang memiliki toleransi risiko yang sama. Ackman dan Buffett bisa menanggung kerugian besar tanpa memengaruhi gaya hidup mereka.
Sementara itu, investor ritel umumnya mengandalkan portofolio mereka untuk masa depan keuangan, seperti pensiun atau biaya hidup besar lainnya.
Data historis juga menunjukkan bahwa berinvestasi jangka panjang, terutama melalui dana indeks atau ETF, dapat menghasilkan kinerja stabil dan menurunkan risiko kehilangan uang.
Baca Juga: Koleksi Saham Uber & Alphabet, Bill Ackman Berpotensi Jadi Warren Buffett Berikutnya
Dengan kata lain, portofolio terkonsentrasi seperti milik Ackman bisa berhasil bagi investor profesional, namun bagi kebanyakan orang, diversifikasi tetap menjadi strategi yang bijak.