kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.960.000   9.000   0,46%
  • USD/IDR 16.300   94,00   0,58%
  • IDX 7.166   -38,30   -0,53%
  • KOMPAS100 1.044   -6,02   -0,57%
  • LQ45 802   -6,08   -0,75%
  • ISSI 232   -0,07   -0,03%
  • IDX30 416   -3,18   -0,76%
  • IDXHIDIV20 486   -4,82   -0,98%
  • IDX80 117   -0,79   -0,67%
  • IDXV30 119   -0,02   -0,02%
  • IDXQ30 134   -1,35   -1,00%

Bill Ackman Kritik Investor Malas, Soroti Risiko Diversifikasi Portofolio Berlebihan


Jumat, 13 Juni 2025 / 18:12 WIB
Bill Ackman Kritik Investor Malas, Soroti Risiko Diversifikasi Portofolio Berlebihan
Bill Ackman, CEO of Pershing Square Capital, berbicara pada Konferensi Digital Wall Street Journal di Laguna Beach, California, Amerika Serikat, 17 Oktober 2017. Investor triliuner Bill Ackman kembali menjadi sorotan setelah mengkritik strategi diversifikasi yang terlalu luas dalam berinvestasi.


Sumber: The Motley Fool | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Investor triliuner Bill Ackman kembali menjadi sorotan setelah mengkritik strategi diversifikasi yang terlalu luas dalam berinvestasi. 

Ia menyebut pendekatan itu sebagai bentuk kemalasan, khususnya bagi investor yang tidak memahami secara mendalam saham yang mereka beli.

Ackman adalah pendiri dan pengelola Pershing Square Capital Management, perusahaan manajemen investasi dengan aset sekitar US$12 miliar. Portofolio saham Pershing dikenal sangat terkonsentrasi, hanya terdiri dari belasan saham terpilih.

Dalam sebuah pidato tahun 2010 yang kembali dikutip, Ackman menyatakan bahwa sebagian besar investor menyebar terlalu banyak investasi karena tidak melakukan riset memadai. “Diversifikasi menutupi ketidaktahuan,” ujarnya. 

Baca Juga: Ungguli Pasar Selama 20 Tahun, Ini 5 Investasi Terbaik Miliarder Bill Ackman

Ia menegaskan bahwa strategi terbaik adalah memahami secara mendalam beberapa perusahaan, bukan memiliki ratusan saham yang tidak dipahami.

Pernyataan Ackman memang terdengar tajam, namun sejalan dengan pandangan investor legendaris Warren Buffett. Keduanya beranggapan bahwa diversifikasi adalah bentuk perlindungan terhadap kurangnya pengetahuan.

Namun, pendekatan ini tidak cocok untuk semua orang. Banyak investor ritel tidak memiliki waktu, sumber daya, atau keahlian untuk menganalisis saham secara mendalam. 

Mereka seringkali berinvestasi di luar pemahaman mereka, atau hanya mengikuti tren tanpa memahami risiko mendasar.

Kondisi ini membuat strategi diversifikasi menjadi penting, terutama bagi investor dengan keterbatasan informasi atau pengalaman. Dengan menyebar investasi di berbagai sektor, risiko kerugian besar dapat ditekan.

Baca Juga: Kisah Hedge Fund Ternama AS Bill Ackman Bangkit dari Titik Terendah dalam Hidupnya

Selain itu, tidak semua orang memiliki toleransi risiko yang sama. Ackman dan Buffett bisa menanggung kerugian besar tanpa memengaruhi gaya hidup mereka. 

Sementara itu, investor ritel umumnya mengandalkan portofolio mereka untuk masa depan keuangan, seperti pensiun atau biaya hidup besar lainnya.

Data historis juga menunjukkan bahwa berinvestasi jangka panjang, terutama melalui dana indeks atau ETF, dapat menghasilkan kinerja stabil dan menurunkan risiko kehilangan uang.

Baca Juga: Koleksi Saham Uber & Alphabet, Bill Ackman Berpotensi Jadi Warren Buffett Berikutnya

Dengan kata lain, portofolio terkonsentrasi seperti milik Ackman bisa berhasil bagi investor profesional, namun bagi kebanyakan orang, diversifikasi tetap menjadi strategi yang bijak.

Selanjutnya: Perundingan IEU CEPA Segera Usai, Tarif Ekspor Indonesia ke Uni Eropa Akan Bakal 0%

Menarik Dibaca: 5 Manfaat Vitamin C untuk Rambut, Cegah Uban hingga Rambut Rontok!




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×