kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.905.000   -23.000   -1,19%
  • USD/IDR 16.600   -70,00   -0,42%
  • IDX 6.833   5,05   0,07%
  • KOMPAS100 987   -1,19   -0,12%
  • LQ45 765   1,61   0,21%
  • ISSI 218   -0,33   -0,15%
  • IDX30 397   1,17   0,30%
  • IDXHIDIV20 467   0,48   0,10%
  • IDX80 112   0,13   0,12%
  • IDXV30 114   0,08   0,07%
  • IDXQ30 129   0,38   0,29%

Bill Gates Akan Tutup Yayasan Miliknya pada Akhir 2045, Ini Alasannya


Senin, 12 Mei 2025 / 13:11 WIB
Bill Gates Akan Tutup Yayasan Miliknya pada Akhir 2045, Ini Alasannya
Pendiri Microsoft dan tokoh filantropi dunia Bill Gates berjalan meninggalkan ruang usai pertemuan dengan Presiden Prabowo Subianto, menteri dan pengusaha di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (7/5/2025). Pertemuan tersebut membahas sejumlah inisiatif pembangunan berkelanjutan, khususnya pada isu kesehatan global, nutrisi, inklusi keuangan, dan infrastruktur digital publik. ANTARA FOTO/Galih Pradipta/rwa.


Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli

Pernyataan ini disampaikan pada peringatan 25 tahun berdirinya yayasan yang ia dirikan bersama Melinda French Gates pada tahun 2000. Warren Buffett kemudian ikut bergabung sebagai penyumbang utama. 

“Saya telah menempuh perjalanan panjang sejak masa kecil saya saat memulai perusahaan perangkat lunak bersama teman sekolah menengah saya,” ungkap Gates.

Sejak didirikan, yayasan ini telah menyalurkan dana sebesar US$ 100 miliar untuk mendukung berbagai program, termasuk Gavi (Aliansi Vaksin) dan Dana Global untuk Memerangi AIDS, Tuberkulosis, dan Malaria. 

Baca Juga: Bill Gates Akan Sumbang Rp 3.300 Triliun pada 2045 dan Kecam Elon Musk

Gates mengatakan yayasan akan dibubarkan setelah menghabiskan sekitar 99% kekayaan pribadinya, yang saat ini diperkirakan mencapai US$ 108 miliar. 

Total belanja yayasan diproyeksikan mencapai US$ 200 miliar pada tahun 2045, meskipun angka pastinya akan bergantung pada kondisi pasar dan inflasi.

Saat ini, yayasan tersebut menjadi salah satu aktor utama dalam bidang kesehatan global, dengan anggaran tahunan yang diperkirakan mencapai US$ 9 miliar pada 2026. 

Meski begitu, lembaga ini juga menghadapi kritik karena besarnya pengaruh tanpa mekanisme akuntabilitas yang memadai, termasuk dalam hubungan dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Gates sendiri kerap menjadi sasaran teori konspirasi, terutama selama pandemi COVID-19.

Baca Juga: Bill Gates Bicara Soal Warisan Setelah Sumbangkan Harta US$ 100 Miliar Lebih

Dalam beberapa bulan terakhir, Gates telah dua kali berbicara dengan Presiden Trump mengenai pentingnya investasi berkelanjutan dalam bidang kesehatan global. 

Dalam pernyataan tertulisnya, Gates menyampaikan harapan agar para miliarder lain turut meningkatkan kontribusi mereka. 

“Saya berharap orang-orang kaya lainnya mempertimbangkan seberapa besar mereka dapat mempercepat kemajuan bagi orang-orang termiskin di dunia jika mereka meningkatkan kecepatan dan skala pemberian mereka, karena itu adalah cara yang sangat berdampak untuk memberi kembali kepada masyarakat,” tulisnya.

Baca Juga: Anak-Anak Bill Gates Hanya akan Mewarisi Kurang dari 1% dari Kekayaan Rp1.700 Triliun

Apakah Anda ingin saya bantu menyederhanakan atau menyesuaikan gaya tulisan ini untuk media tertentu?

Selanjutnya: Pelanggan Telkom Indonesia (TLKM) Menurun pada Kuartal I 2025, Ini Catatan Analis

Menarik Dibaca: PT PGE Targetkan Jadi Produsen Utama Hidrogen Hijau di Indonesia



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×