Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID -Â FRANKFURT. BioNTech, yang pertama dalam perlombaan untuk menghasilkan bukti vaksin virus corona baru yang efektif, berencana memberi harga dua dosis di bawah "harga pasar biasa".
Dan, produsen bioteknologi asal Jerman itu yang berkongsi dengan Pfizer dari Amerika Serikat (AS) dalam mengembangkan vaksin virus corona baru, akan membedakan harga antarnegara atau wilayah.
Berbicara di acara daring Financial Times, Strategy Head BioNTech Ryan Richardson mengatakan, harga vaksin akan mencerminkan risiko keuangan yang dihadapi investor sektor swasta.
"Kami telah mencoba menerapkan pendekatan seimbang, yang mengakui bahwa inovasi membutuhkan modal dan investasi," katanya, Selasa (10/11), seperti dikutip Reuters.
"Jadi, kami berencana untuk memberi harga vaksin kami jauh di bawah harga pasar biasa, mencerminkan situasi kami saat ini, dan dengan tujuan untuk memastikan akses luas ke seluruh dunia," ujar dia.
Baca Juga: Putin: Dua vaksin Rusia efektif lebih dari 90% mencegah virus corona
"Saya berharap akan ada harga yang berbeda di wilayah tertentu di dunia," tambah Richardson yang menolak untuk menjelaskan lebih lanjut tentang label harga yang berbeda.
Pada Senin (9/11), Pfizer dan BioNTech mengumumkan, kandidat vaksin mereka terbukti 90% lebih efektif, berdasarkan hasil uji klinis awal, tonggak penting dalam perang melawan virus corona.
Pada Juli lalu, Pfizer setuju dengan Pemerintah AS untuk memasok 100 juta dosis vaksin dengan harga US$ 39 untuk dua dosis, dengan opsi menjual 500 juta dosis lagi dengan syarat yang dinegosiasikan secara terpisah.
Sedang Komisi Eropa pada Rabu (11/11) akan membahas kontrak pasokan dengan Pfizer dan BioNTech. Mereka awal pekan ini mengatakan, kontrak hingga 300 juta dosis hampir ditandatangani, tanpa memberikan persyaratan keuangan.