kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bioskop tutup akibat corona, produsen film AS alihkan layanan ke versi digital


Minggu, 10 Mei 2020 / 20:36 WIB
Bioskop tutup akibat corona, produsen film AS alihkan layanan ke versi digital
ILUSTRASI. Saat pemberlakuan kerja di rumah dan belajar di rumah untuk pelajar berbagai macam aplikasi digunakan untuk mengibur diri atau pun sebagai media belajar. KONTAN/Muradi/2020/04/07


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - AMERIKA. Sejak Maret lalu, bioskop-bioskop diseluruh dunia terpaksa tutup untuk meredam dampak virus corona (Covid-19). Mengantisipasi dampak luas, perusahaan produsen film di Amerika mulai mengalihkan film mereka dari bioskop ke layanan digital.

Misalnya saja, Universal Studio harus menunda rilis F9 yang merupakan bagian film waralaba Fast & Furious. Padahal perusahaan telah menghabiskan jutaan dolar untuk memasarkan film tersebut termasuk ketika masa Super Bowl atau pertandingan sepak bola Amerika berlangsung dari Februari lalu.

Baca Juga: Ini film terbaik Jackie Chan yang sayang untuk Anda lewatkan

Sebenarnya, perusahaan ingin menyimpan film besar lainnya bisa rilis seperti biasa. Kondisi pasar yang tidak memungkinkan membuat perusahaan cari cara lain. Daripada menunggu ketidakpastian kapan bioskop kembali buka maka Universal Pictures merilis langsung film animasi Trolls World Trour ke dalam bentuk digital.

Untungnya strategi itu berhasil. Film yang dirilis secara digital untuk pertama kalinya ini laku keras. Banyak orang yang berdiam diri di rumah ketika masa pandemi corona mengakses film ini. Mereka cukup bayar biaya sewa US$ 20 selama 48 jam.

Universal disebut mengambil keputusan yang berani dengan merilis layanan streaming. Mengingat ribuan film juga tersedia melalui Amazon, Hulu, iTunes, dan Netflix. Meski demikian, waralaba film tersukses di dunia seperti Star Wars, Fast & Furious dan Harry Potter muncul dari bioskop.

Jumlah uang yang dihasilkan dari penjualan DVD, lisensi ke layanan streaming, dan penjualan mainan semua didasarkan pada pengembalian film box-office. Jadi ketika Universal merilis Troll sebagai tontonan di rumah, hal itu berpotensi mempertaruhkan pendapatan mereka bernilai ratusan juta dolar AS.

Baca Juga: Catat! Film pertama John Wick tayang di Youtube akhir pekan ini

Dalam beberapa minggu setelah debut online-nya, film Troll mengantongi pendapatan sekitar US$ 200 juta dan meyakinkan studio bahwa beberapa film dapat menghasilkan untung tanpa rilis di teater. Universal bahkan akan merilis The King of Staten Island dan The High Note secara digital pada Juni depan.

"Ini [ Troll ] memberi konsumen produk yang sangat mereka butuhkan di rumah, terutama jika Anda memiliki sekelompok anak berusia 7 tahun dan 5 tahun yang buka berkeliaran di rumah," kata Kepala eksekutif NBC Universal Jeff Shell dilansir dari Bloomberg, Jumat (8/5).

Kesuksesan universal ditiru pemain lain. Walt Disney Co. menggeser beberapa film yang seharusnya tayang di bioskop kemudian dialihkan ke layanan streaming seperti Disney +, sementara Paramount menjual film komedi romantis, The Lovebirds ke Netflix dan Warner Bros berencana untuk merilis film animasi Scooby-Doo secara digital.

Eksperimen beberapa produsen film tidak mungkin datang ketika jumlah penonton bioskop semakin susut akibat maraknya streaming film. Tahun lalu saja, rata – rata orang Amerika menonton kurang dari tiga setengah film atau terendah dalam 92 tahun terakhir.

Baca Juga: Taika Waititi jadi sutradara film terbaru Star Wars

Fakta sederhananya adalah orang-orang muda tidak lagi bergantung pada teater untuk menghibur mereka setiap Jumat malam. Mereka dapat menonton YouTube di ponsel dan film di rumah, atau bermain video game dengan teman.

Universal memperkirakan akan dibebani dengan tumpukan besar utang dari ekspansi baru-baru ini dan menghadapi prospek sedikit pendapatan untuk masa yang akan datang. Bahkan operator bioskop sempat khawatir terhadap rilis perdana Troll. "Perusahaan berjuang untuk keberadaan mereka. Mungkin kita tidak akan repot dengan bioskop lagi,” ujar Universal.

Beberapa teater sudah bereksperimen dengan opsi tayangan online mereka sendiri. Pihak independen telah bermitra dengan distributor film Kino Lorber untuk pertunjukan daring di mana mereka membagi hasil 50-50.

Universal mungkin tidak menyerahkan 50% dari penjualan daringnya, tetapi kemungkinan akan membagikan sebagian. "Saya merasa secara visual bahwa ada perubahan paradigma yang terjadi," kata Kepala Kino Lorber Richard Lorber.

Baca Juga: Duh, dokumen internal AS meramalkan lonjakan kematian akibat virus corona

"Bioskop telah berjuang untuk mendefinisikan identitas mereka dalam lanskap digital baru ini, memiliki waktu untuk menempati sepotong wilayah digital."

Tidak semua orang senang. CEO AMC Entertainment Holdings Adam Aron yang merupakan pemilik jaringan teater nomor 1 negara itu, mengirim surat kepada Ketua Universal Studios Donna Langley dan memutuskan kemitraan selama puluhan tahun. AMC tidak akan pernah lagi memutar film Universal apa pun di 11.000 layarnya.

Tanggapan kuat dari AMC dan ketakutan oleh Asosiasi Pemilik Teater Nasional membuat takut beberapa studio. Meski begitu, klaim Aron tentang larangan Universal kemungkinan merupakan ancaman kosong.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×