kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bisnis bertambah besar sejak ditarik lagi ke tanah kelahiran (3)


Kamis, 24 Mei 2018 / 15:11 WIB
Bisnis bertambah besar sejak ditarik lagi ke tanah kelahiran (3)
ILUSTRASI. FENOMENA - James Ratcliffe


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tri Adi

Strategi bisnis James Ratcliffe untuk kembali ke Inggris membuahkan hasil manis. Jika sebelumnya, perusahaan yang ia dirikan yakni Ineos Group dipindahkan ke luar Inggris, pada tahun 2015, pria yang kini berusia 65 tahun ini kembali membawa bisnisnya ke negara kelahirannya. Pilihan tersebut dinilai tepat. Bahkan sejak saat itu kinerja Ineos melesat. Laba kotor perusahaan ini naik 128% menjadi 577 juta dari periode sama tahun sebelumnya sebesar 253 juta.

Kesuksesan James Ratcliffe di bisnis teknik kimia saat ini tidak jauh dari strategi yang dilakukannya. Pria yang kini menjadi orang paling kaya di Inggris Raya ini memang kerap melakukan aksi korporasi. Tak heran jika aksinya tersebut membawa perusahaan miliknya, Ineos Group semakin menyala.

Pada tahun 2015, pria yang akrab disapa JR ini memutuskan membuka kantor pusat bidang kimia dan energi di kawasan Knightsbridge, London, Inggris. Padahal sebelumnya, Ratcliffe hengkang dari Inggris dan memilih berbisnis di Swiss.

Kala itu, dia beralasan memilih memindahkan bisnis ke Swiss lantaran ingin menghemat biaya pajak perusahaan. Meski terbukti menghemat biaya, namun menurut Ratcliffe hal itu bukan satu-satunya cara meningkatkan nilai bisnis Ineos.

Pria yang per April 2018 memiliki kekayaan bersih sebesar 21,05 miliar ini memutuskan kembali ke negeri asalnya, Inggris, untuk mengembangkan beberapa produk. Ratcliffe kembali ke Inggris untuk meningkatkan mutu bisnisnya di bidang ekonomi dan energi. Apalagi, Ineos Group memang lahir di Inggris.

Kedatangan kembali Ratcliffe di Inggris pun telah dinantikan oleh sejumlah kliennya. Dia mengatakan, langkahnya membuka kembali kantornya di Inggris ditujukan untuk pengembangan dan pemasaran produk minyak dan gas.

Pilihan sang miliarder tersebut dinilai tepat. Sebab tak lama berselang setelah membuka kantor lagi di Inggris, langsung membuahkan hasil manis.

Kinerja Ineos meningkat tajam. Dalam laporan keuangan di akhir tahun 2015, Ineos berhasil membukukan laba kotor mencapai 577 juta atau setara Rp 10,96 triliun. Jumlah tersebut naik 128,06% secara tahunan dibandingkan tahun sebelumnya, 253 juta.

Berkat pencapaian kinerja tersebut, mengantarkan Ratcliffe menjadi orang terkaya di Inggris dan orang paling kaya nomor 29 terkaya sejagat.

Bahkan kini, kekayaan pria yang kini berusia 65 tahun sudah dua kali lipat lebih besar dari pengusaha kelas kakap pemilik klub sepakbola Chelsea asal Inggris Roman Abramovich.

Padahal bila ditelusuri, karier bisnis saat Ratcliffe membentuk Ineos menjadi perusahaan raksasa terbilang cukup singkat dibanding miliarder lainnya. Dia hanya membutuhkan waktu selama 20 tahun. Pria ini baru memulai bisnisnya saat ia berusia 40 tahun.

Dalam kurun waktu tersebut, Ineos kini telah memiliki valuasi senilai 35 miliar. Angka tersebut setara Rp 666,08 triliun dengan kurs Rp 19.028 per poundsterling. Angka ini sangat spektakuler mengingat kocek yang Ratcliffe keluarkan saat membeli Ineos dari pengusaha Belgia hanya sebesar 89 juta atau Rp 1,69 triliun.

Tak ayal, serikat buruh yang bekerja di bawah bendera usahanya pun menyebut Ratcliffe sebagai Dr No, sebuah karakter antagonis dari film James Bond pertama keluaran tahun 1962. Hal ini dikarenakan wataknya yang dingin dan sangat perfeksionis dalam bekerja serta kerap menolak usulan para karyawan.

Meski begitu, Ratcliffe telah menerima beberapa penghargaan bergengsi. Salah satunya ahli kimia ini meraih gelar kehormatan dari organisasi teknik kimia terbesar di dunia yakni Institution of Chemichal Engineers (IChme). Penghargaan tersebut diterimanya pada tahun 2009. Dia mendapat penghargaan tersebut lantaran menjadi pengusaha kimia dengan bisnis paling stabil.

Selanjutnya, pada tahun 2013 Ratcliffe kembali mendapat apresiasi dari Petrochemical Heritage Award. Hadiah ini dinilai sebuah ajang penghargaan paling bergengsi di bidang kimia.

(Bersambung)




TERBARU

[X]
×