kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.267.000   -15.000   -0,66%
  • USD/IDR 16.638   8,00   0,05%
  • IDX 8.166   73,60   0,91%
  • KOMPAS100 1.140   14,92   1,33%
  • LQ45 837   14,10   1,71%
  • ISSI 284   1,36   0,48%
  • IDX30 440   7,08   1,63%
  • IDXHIDIV20 508   9,69   1,94%
  • IDX80 129   2,21   1,75%
  • IDXV30 138   1,87   1,37%
  • IDXQ30 140   1,63   1,17%

Bitcoin Bangkit, tapi Butuh Tembus Level US$116.000 untuk Konfirmasi Tren Bullish


Rabu, 29 Oktober 2025 / 16:37 WIB
Bitcoin Bangkit, tapi Butuh Tembus Level US$116.000 untuk Konfirmasi Tren Bullish
ILUSTRASI. Harga Bitcoin terus menunjukkan ketahanan di tengah volatilitas pasar kripto global sejak aksi jual besar-besaran pada 10 Oktober 2025.  IMAGO/Robert Schmiegelt


Sumber: Cointelegraph | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga Bitcoin (BTC) terus menunjukkan ketahanan di tengah volatilitas pasar kripto global.

Sejak aksi jual besar-besaran yang terjadi pada 10 Oktober 2025, yang dipicu oleh likuidasi besar-besaran posisi leverage, harga BTC telah menguat sekitar 13%.

Namun, analis teknikal menilai bahwa penutupan harian di atas US$116.000 masih diperlukan untuk mengonfirmasi pembalikan tren bullish secara penuh.

Penjual Tahan Laju Bitcoin di Level US$116.000

Data dari TRDR menunjukkan bahwa para penjual masih menahan laju kenaikan harga di kisaran US$116.000, dengan data order book di bursa Binance dan Coinbase mengindikasikan adanya “tembok jual” (sell wall) pada level US$116.000 (Coinbase spot) serta US$117.000–US$118.000 (Binance perps).

Dalam grafik order book di sisi kiri bawah, terlihat bahwa trader futures menarik order jual mereka di kisaran US$115.000–US$116.000 ketika peluang terjadinya reli menembus resistansi meningkat. Dalam 12 jam terakhir, likuidasi posisi short tercatat mencapai US$49,83 juta.

Sinyal Positif dari Data Pasar

Meskipun bulls masih berjuang menembus level US$116.000, sejumlah indikator menunjukkan sinyal positif.

Baca Juga: Harga Bitcoin Kian Tak Terjangkau Investor Ritel, Siklus Bull Market Bisa Melemah

Data mencatat open interest global di pasar derivatif kripto telah pulih ke US$31,48 miliar, naik dari level terendah US$28,11 miliar pada 11 Oktober, meski masih jauh dari posisi US$40,39 miliar ketika Bitcoin sempat diperdagangkan di US$124.600.

Aliran dana ke ETF Bitcoin spot juga menunjukkan peningkatan. Dalam tiga sesi perdagangan terakhir, tercatat arus masuk bersih (net inflow) sebesar US$260,23 juta, dengan lonjakan terbesar senilai US$477 juta pada 21 Oktober, beberapa hari setelah harga BTC sempat turun di bawah US$108.000.

Investor Besar Masih Jual Saat Naik, Ritel Beli di Saat Turun

Menurut data dari Hyblock, investor dengan ukuran order besar (US$1 juta–US$10 juta) masih cenderung menjual saat harga naik, sementara investor ritel dengan order kecil (US$1.000–US$10.000) justru membeli saat harga turun.

Rasio bid-ask aggregate Hyblock (dengan kedalaman 10%) menunjukkan order book yang berat di sisi penawaran (ask-heavy), sementara data posisi akun ritel di Binance menunjukkan peningkatan posisi short.

Menjelang FOMC dan Pertemuan Trump–Xi Jinping

Dari perspektif perdagangan harian, sejumlah investor tampaknya mengurangi eksposur risiko menjelang rapat FOMC pada Rabu (22 Oktober 2025), di mana Federal Reserve AS dijadwalkan mengumumkan keputusan suku bunga acuan.

Pasar memperkirakan The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin, dan penyesuaian posisi menjelang pengumuman seperti ini sudah menjadi pola rutin di pasar kripto.

Baca Juga: Bitcoin Siap Cetak Rekor Baru? Analis Sebut Target US$118.000 Sudah di Depan Mata

Aktivitas di pasar futures juga menunjukkan adanya antisipasi terhadap penurunan risiko (risk-off), yang bisa memicu penurunan likuiditas posisi long atau sebaliknya, peningkatan posisi short untuk memicu likuidasi di sisi bawah harga.

Dalam grafik terbaru, terlihat kluster posisi long berleverage di kisaran US$112.000–US$113.000 yang tengah mengalami likuidasi.

Selain faktor FOMC, pelaku pasar juga mencermati pertemuan Presiden AS Donald Trump dengan Presiden China Xi Jinping pada Kamis (23 Oktober 2025).

Jika pembicaraan kedua pemimpin tersebut gagal mencapai kesepakatan yang dianggap positif bagi pasar AS dan global, bukan tidak mungkin akan muncul efek domino negatif terhadap pasar saham maupun aset kripto.

Hingga situasi FOMC dan hasil pembicaraan dagang AS–China benar-benar jelas, analis memperkirakan harga Bitcoin akan tetap bergerak dalam rentang konsolidasi antara resistansi di US$116.000 dan support di US$110.000.

Selanjutnya: BSI Targetkan Emas Kelolaan Mencapai 53 Ton hingga 2030

Menarik Dibaca: 10 Manfaat Daun Sirih untuk Kesehatan Tubuh yang Luar Biasa




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×