Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - MUNICH. BMW optimistis dapat kembali mencatatkan pertumbuhan penjualan di pasar terbesarnya, China, melalui peluncuran seri mobil listrik penuh Neue Klasse.
Seri terbaru ini menjadi tonggak penting transformasi portofolio BMW dan resmi diperkenalkan pekan ini dengan model perdana.
“Kami sangat kompetitif dengan produk ini. Dengan ketersediaan Neue Klasse yang semakin luas, penjualan BMW di China akan kembali tumbuh,” ujar Chief Financial Officer (CFO) BMW, Walter Mertl, dikutip Reuters, Sabtu (6/9/2025).
Baca Juga: BMW Tambah Diler Baru di PIK 2 dengan Investasi Lebih dari Rp 200 Miliar
Seperti produsen mobil Eropa lainnya, BMW menghadapi tekanan di China akibat persaingan ketat dengan merek lokal serta pelemahan pasar properti yang membuat konsumen kaya menahan pembelian mobil baru.
Pada paruh pertama 2025, penjualan BMW di China anjlok 15,5%.
Namun Mertl menegaskan pihaknya tidak khawatir terhadap prospek ke depan. BMW resmi memperkenalkan Neue Klasse iX3, sport utility vehicle (SUV) listrik yang akan diluncurkan di China pada musim panas 2026.
Peluncuran ini dilakukan jelang pameran otomotif IAA 2025 di Munich, yang mempertemukan produsen mobil global dengan kompetitor asal China yang kian agresif.
Baca Juga: Penjualan BMW Naik 7% Menjadi 835 Unit di Kuartal I-2025
Menurut Mertl, biaya baterai pada model baru ini 40%-50% lebih murah dibandingkan model sebelumnya. Efisiensi tersebut menjadi faktor penting untuk mendorong profitabilitas.
Bahkan, dengan model iX3 50, BMW diperkirakan sudah dapat mencapai margin setara mobil berbahan bakar bensin (margin parity) pada 2026.
BMW memproyeksikan margin laba operasi otomotif (EBIT) sebesar 5%-7% pada 2025, dengan target meningkat ke level 8%-10% di masa mendatang.
Perusahaan juga berencana menghentikan model lama secara bertahap hingga akhir dekade ini seiring peluncuran penuh seri Neue Klasse.
Terkait tarif impor di Amerika Serikat, tempat BMW memiliki pabrik produksi terbesar, Mertl mengingatkan bahwa bea masuk akan menggerus margin keuntungan sebesar 1,25 poin persentase pada 2025.
Baca Juga: BYD Kenalkan Denza, Merek Premium Baru untuk Saingi BMW dan Mercedes di Eropa
Sementara itu, Uni Eropa berencana menghapus tarif atas barang industri impor dari AS sebagai imbalan penurunan tarif mobil Eropa di AS menjadi 15% dari sebelumnya 27,5%. Produsen mobil berharap kebijakan tersebut berlaku surut mulai 1 Agustus 2025.