Sumber: CNN | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - HONG KONG. Seorang bos dari bursa mata uang kripto asal Kanada meninggal dunia secara mendadak. Dampaknya, dana investor senilai US$ 145 juta terancam hangus.
Dilansir dari CNN, Quadriga yang merupakan bursa cryptocurrency terbesar Kanada tidak dapat memperoleh akses bitcoin tersebut serta sejumlah aset digital lainnya setelah sang CEO Gerald Cotten meninggal karena komplikasi Crohn's Disease saat bepergian ke India.
Banyak mata uang digital yang dipegang Quadriga disimpan dalam akun secara offline yang dikenal dengan sebutan 'cold wallet' untuk melindungi dari peretas. Masalahnya, Cotten adalah satu-satunya orang yang mengetahui password dari akun-akun tersebut.
Kasus yang tidak biasa ini menyoroti risiko yang dihadapi investor dalam menjaga aset mereka di industri yang diatur secara ketat.
Kematian Cotten telah menjerumuskan Quadriga ke dalam krisis dan harus berjuang keras untuk menemukan cara agar bisa mengembalikan dana kepada lebih dari 100.000 penggunanya.
Perusahaan sendiri telah mengajukan perlindungan kreditor di Mahkamah Agung Nova Scotia pada hari Kamis pekan lalu.
"Selama beberapa minggu terakhir, kami telah bekerja secara luas untuk mengatasi masalah likuiditas kami, yang meliputi upaya untuk menemukan dan mengamankan cadangan cryptocurrency kami yang sangat signifikan yang disimpan dalam 'cold wallet'," kata Quadriga dalam sebuah pernyataan di situs webnya.
Sementara istri dari mendiang Cotten, Jennifer Robertson, mengatakan dalam pernyataan tertulis yang diposting secara online menyebutkan bahwa laptop yang digunakan Cotten untuk menjalankan bisnis pertukaran mata uang digitalnya telah dienkripsi.
"Saya tidak tahu kata sandi atau kunci pemulihan," katanya. "Meskipun telah mencobanya berkali-kali, saya belum dapat menemukannya."
Meskipun merupakan kasus langka, namun ini bukan pertama kalinya industri mata uang digital mengalami masalah keamanan. Mata uang digital senilai ratusan juta dolar telah dicuri oleh peretas selama beberapa tahun terakhir.