Sumber: Reuters | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - SEOUL. Lee Kun-hee, pemimpin Samsung Group yang karismatik sekaligus konglomerat terbesar Korea Selatan, meninggal pada hari Minggu usai enam tahun dirawat di rumah sakit karena serangan jantung.
Lee, yang berusia 78 tahun, membantu menumbuhkan bisnis perdagangan mie ayahnya, Lee Byung-chull, menjadi perusahaan pembangkit tenaga listrik yang luas dengan aset senilai sekitar US$ 375 miliar, dengan lusinan afiliasi mulai dari elektronik dan asuransi hingga pembuatan kapal dan konstruksi.
"Lee adalah sosok simbolis dalam kebangkitan spektakuler Korea Selatan dan bagaimana Korea Selatan merangkul globalisasi, sehingga kematiannya akan dikenang oleh begitu banyak orang Korea," kata Chung Sun Sup, kepala eksekutif perusahaan peneliti perusahaan Chaebul.com.
Baca Juga: Dibantu Rusia, Belarusia akan beri respons keras terhadap ancaman dari Amerika
Dia adalah pemimpin generasi kedua dari konglomerasi yang meninggalkan masalah suksesi yang berpotensi pelik untuk generasi ketiga.
Putra Lee, Jay Y. Lee, telah terlibat dalam masalah hukum terkait penggabungan dua afiliasi Samsung yang membantu Lee mengambil kendali yang lebih besar atas Samsung Electronics.
Kematian Lee yang merupakan orang terkaya di Korea Selatan dengan kekayaan bersih $ 20,9 miliar menurut Forbes, diatur untuk mendorong minat investor dalam potensi restrukturisasi grup yang melibatkan sahamnya di perusahaan utama Samsung seperti Samsung Life dan Samsung Electronics.
Baca Juga: Terima proposal keadaan darurat dari Muhyiddin, raja Malaysia lakukan konsultasi
Samsung Life adalah pemegang saham terbesar dari Samsung Electronics, dan Lee memiliki 20,76% dari perusahaan asuransi tersebut.
Lee meninggal dengan keluarganya di sisinya, termasuk Jay Y. Lee yang merupakan wakil ketua Samsung Electronics.
“Pimpinan Lee adalah seorang visioner sejati yang mengubah Samsung menjadi inovator dan pembangkit tenaga industri terkemuka dunia dari bisnis lokal. Deklarasi tahun 1993 tentang 'Manajemen Baru' adalah pendorong yang memotivasi dari visi perusahaan untuk memberikan teknologi terbaik guna membantu memajukan masyarakat global, "kata Samsung dalam sebuah pernyataan.
Baca Juga: Duh, Eropa jadi wilayah dengan kasus kematian terbesar kedua akibat virus corona
Selama masa hidupnya, Samsung Electronics berkembang dari pembuat TV lapis kedua menjadi perusahaan teknologi terbesar di dunia berdasarkan pendapatan, mengalahkan merek Jepang Sony, Sharp Corp dan Panasonic Corp.
Mereka juga mengakhiri supremasi handset Nokia Oyj dan mengalahkan Apple Inc di pasar smartphone. "Warisannya akan abadi," kata Samsung.