kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.310.000 -1,13%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bos Tencent, Pony Ma: Bisnis Video Game Kami Mulai Terancam


Selasa, 30 Januari 2024 / 16:30 WIB
Bos Tencent, Pony Ma: Bisnis Video Game Kami Mulai Terancam
ILUSTRASI. Tanda Tencent terlihat pada Konferensi Internet Dunia keempat di Wuzhen, provinsi Zhejiang, Tiongkok, 4 Desember 2017.


Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - CEO sekaligus founder Tencent Holdings, Pony Ma, mengakui bahwa bisnis video game perusahaannya kini mulai mendapat tantangan serius dari rivalnya. 

Berbicara pada pertemuan tahunan Tencent di Shenzhen hari Senin (29/1), Ma mengatakan saat ini perusahaannya akan mulai serius bersaing dalam pengembangan kecerdasan buatan (AI).

Melansir Reuters, video game menyumbang lebih dari 30% pendapatan Tencent.

"Perusahaan telah berpuas diri dalam (industri) gaming, sementara pesaing lain telah memberikan inovasi produk baru," kata Ma.

Dalam pidatonya Ma menggarisbawahi kekhawatiran mengenai apakah Tencent dapat mempertahankan statusnya sebagai perusahaan teknologi nomor 1 di China sekaligus perusahaan game terbesar di dunia.

Baca Juga: Toyota Merajai Penjualan Mobil Global Selama 4 Tahun Berturut-turut

Saat ini Tencent dihadapkan pada ketatnya persaingan dan teknologi-teknologi baru yang disruptif.

"Gaming adalah bisnis andalan kita, namun dalam satu tahun terakhir, kita mulai menghadapi tantangan yang signifikan. Kita merasa kalah karena pesaing terus memproduksi produk baru, membuat kita merasa tidak mencapai apa-apa," lanjut Ma.

Pesan Ma itu juga keluar ketika pengembang game asal China lain seperti miHoYo dan NetEase telah mengungguli Tencent dengan game populer seperti Genshin Impact dan Eggy Party.

Tencent memang memiliki beberapa game andalan seperti Honor of Kings dan PUBG Mobile yang terus menyumbang pendapatan besar. Sayangnya produk-produk baru mereka masih jauh dari harapan.

Baca Juga: Selangkah Lagi Malaysia dan China di Tahap Akhir Kesepakatan Durian, Apa Itu?

Mencoba Bersaing dengan AI

Terkait AI, Ma mengatakan Tencent telah mampu bersaing dengan perusahaan lain yang lebih dahulu ada di sektor tersebut.

"Kami akhirnya bisa mengikuti langkah perusahaan-perusahaan lapis pertama. Kami tidak menganggap diri kami paling terdepan, tapi setidaknya kami tidak terlalu ketinggalan," katanya.

Tencent mulai fokus mengintegrasikan model AI "Hunyuan" ke dalam skenario bisnis yang berbeda sebagai cara untuk meningkatkan efisiensi daripada mengubah AI menjadi produk dengan cepat.

Fokus lain dari Tencent saat ini adalah pada live shopping.

Tencent telah mencoba menjadikan WeChat lebih seperti platform video pendek Douyin (TikTok) milik ByteDance dalam beberapa tahun terakhir, yang terbukti mampu menghasilkan pendapatan besar dari live shopping.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×