kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,65   -11,86   -1.27%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bukan Cuma Rudal Hipersonik, Rusia Serang Ukraina dengan Rudal Jelajah


Senin, 21 Maret 2022 / 14:56 WIB
Bukan Cuma Rudal Hipersonik, Rusia Serang Ukraina dengan Rudal Jelajah
ILUSTRASI. Orang-orang berjalan melewati sisa-sisa rudal di terminal bus saat invasi Rusia ke Ukraina berlanjut di Kyiv, Ukraina, Jumat (4/3/2022). REUTERS/Valentyn Ogirenko.


Sumber: Al Jazeera,Reuters | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, militernya menyerang Ukraina dengan rudal jelajah dari kapal perang di Laut Hitam dan Kaspia, dan rudal hipersonik dari wilayah udara Krimea.

Juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia Mayor Jenderal Igor Konashenkov menyatakan, rudal hipersonik Kinzhal menghantam depot bahan bakar Ukraina di Kostiantynivka, dekat Pelabuhan Mykolaiv di Laut Hitam.

“Rudal jelajah Kalibr diluncurkan dari perairan Laut Hitam terhadap pabrik Nizhyn yang memperbaiki kendaraan lapis baja Ukraina yang rusak dalam pertempuran,” katanya, Minggu (20/3), seperti dikutip Al Jazeera.

Serangan tersebut menandai hari kedua berturut-turut Rusia menggunakan Kinzhal, senjata yang mampu menyerang target sejauh 2.000 km  dengan kecepatan 10 kali kecepatan suara.

Baca Juga: Meski Terkepung, Ukraina Tolak Seruan Rusia untuk Serahkan Kota Mariupol

Konashenkov menambahkan, serangan lain oleh rudal yang diluncurkan dari udara itu menghantam sebuah fasilitas di Ovruch di Wilayah Zhytomyr Utara Ukraina, di mana para pejuang asing dan pasukan khusus Ukraina bermarkas.

Sehari sebelumnya, militer Rusia mengatakan, Kinzhal telah digunakan untuk pertama kalinya dalam pertempuran untuk menghancurkan gudang amunisi di Diliatyn di Pegunungan Carpathian Ukraina Barat.

Rudal Kinzhal adalah bagian dari serangkaian senjata yang diluncurkan pada 2018. Rusia pertama kali menggunakan rudal hipersonik selama kampanye militernya di Suriah pada 2016.

Presiden Rusia Vladimir Putin menyebutkan, rudal Kinzhal sebagai “senjata yang ideal” mengingat kecepatan dan kemampuannya untuk mengatasi sistem pertahanan udara.

Baca Juga: Slovakia Mulai Terima Sistem Pertahanan Udara Patriot dari NATO, Siap Bantu Ukraina

Sementara Ukraina pada Senin (21/3) menolak seruan Rusia untuk menyerahkan kota pelabuhan Mariupol, di mana penduduk dikepung dengan sedikit makanan, air, dan listrik.

"Tidak ada pertanyaan tentang penyerahan, peletakan senjata," tulis portal berita Ukrainska Pravda mengutip pernyataan Wakil Perdana Menteri Ukraina Iryna Vereshchuk pada Senin pagi.

"Kami telah memberi tahu pihak Rusia tentang ini," ungkap Vereshchuk, seperti dilansir Reuters.

Rusia sebelumnya meminta pasukan Ukraina di Mariupol untuk meletakkan senjata mereka, dengan mengatakan, "bencana kemanusiaan yang mengerikan" sedang berlangsung.




TERBARU

[X]
×