kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Meski Terkepung, Ukraina Tolak Seruan Rusia untuk Serahkan Kota Mariupol


Senin, 21 Maret 2022 / 13:09 WIB
Meski Terkepung, Ukraina Tolak Seruan Rusia untuk Serahkan Kota Mariupol
ILUSTRASI. Penduduk Mariupol berjalan melewati tank pasukan pro-Rusia di pinggiran kota pelabuhan di Selatan Ukraina itu yang terkepung, 20 Maret 2022. REUTERS/Alexander Ermochenko.


Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - LVIV. Ukraina pada Senin (21/3) menolak seruan Rusia untuk menyerahkan kota pelabuhan Mariupol, di mana penduduk dikepung dengan sedikit makanan, air, dan listrik.

"Tidak ada pertanyaan tentang penyerahan, peletakan senjata," tulis portal berita Ukrainska Pravda mengutip pernyataan Wakil Perdana Menteri Ukraina Iryna Vereshchuk pada Senin pagi.

"Kami telah memberi tahu pihak Rusia tentang ini," ungkap Vereshchuk, seperti dilansir Reuters.

Rusia sebelumnya meminta pasukan Ukraina di Mariupol untuk meletakkan senjata mereka, dengan mengatakan, "bencana kemanusiaan yang mengerikan" sedang berlangsung.

Hanya, Rusia menjamin perjalanan penduduk yang aman ke luar kota dan koridor kemanusiaan akan mereka buka mulai pukul 10 pagi waktu Moskow pada Senin.

Baca Juga: Slovakia Mulai Terima Sistem Pertahanan Udara Patriot dari NATO, Siap Bantu Ukraina

Mariupol telah mengalami beberapa pemboman terberat sejak Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari. Banyak dari 400.000 penduduknya tetap terjebak dengan sedikit makanan, air, dan listrik.

Pertempuran berlanjut di dalam kota pada Minggu, Gubernur Mariupol Pavlo Kyrylenko mengungkapkan, tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Vereshchuk mengatakan, lebih dari 7.000 orang dievakuasi dari kota-kota Ukraina melalui koridor kemanusiaan pada Minggu, lebih dari setengahnya dari Mariupol.

Pemerintah Ukraina akan mengirim hampir 50 bus ke Mariupol pada Senin untuk evakuasi lebih lanjut.

Rusia dan Ukraina telah membuat kesepakatan koridor kemanusiaan untuk mengevakuasi warga sipil, tetapi saling menuduh sering melakukan pelanggaran terhadapnya.




TERBARU

[X]
×